Total Pageviews

Sunday, November 16, 2014

Tilik Bayi

hamil,bayi,bayi baru lahir,tilik bayi,newborn,tradisi,
Sisters


Sudah menjadi budaya di tempat kita bahwa setiap ada saudara, teman atau tetangga yang habis melahirkan maka akan ada acara "tilik bayi" atau menjenguk bayi. Biasanya sih yang datang kaum ibu, kalaupun ada bapak mungkin mengawal ibu.... Hal itu sudah seperti menjadi wajib untuk datang menjenguk, apalagi di lingkungan saya. Sambil datang, para penjenguk akan membawa kado untuk si bayi, atau yang lebih umum, amplop untuk si simboknya. Hal ini akan berlangsung selama 35 hari atau "selapan" dalam istilah Jawa. Sedangkan untuk si empunya bayi, biasanya akan ada acara njagong bayi untuk bapak-bapak selama tiga hari kelahiran bayi, acara "sepasaran" atau syukuran hari ke lima dan "selapanan" atau hari ke 35. Itu bagi keluarga bayi yang masih mengikuti adat budaya Jawa yang bagi sebagian daerah pedesaan masih berlaku. Bagi saya, cukup syukuran satu kali, Aqiqah....

Baca juga : contoh-berbagai-macam-seserahan part 2
 

Tapi, bukan sederetan tradisi Jawa yang ingin saya sampaikan di sini, tapi perbincangan seputar "tilik bayi" itu sendiri. Biasanya selain percakapan seputar proses kelahiran, akan ada percakapan lanjutan seperti ini. Kalau yang lahir anak pertama, misalnya laki-laki, orang akan bilang besok tambah satu lagi, perempuan, biar lengkap. Kalau anaknya perempuan, besok tambah satu lagi, laki-laki ya... Kalau yang lahir anak kedua dan berjenis kelamin sama seperti anak pertama, orang akan bilang "nggak pa-pa, besok tambah satu lagi, terus perempuan atau laki-laki. Perbincangan seperti itu bukan hanya ditujukan ke keluarga si bayi saja, kadangkala hal itu juga ditujukan untuk si penjenguk bayi. Apakah si penjengung anaknya satu, dua ataukah malah belum punya, umumnya akan ada kalimat-kalimat tersebut.

 

Baca Juga : Kirab Siwur 1 Suro, Imogiri


Yang selalu menggelitik hati dan pikiran saya adalah, kenapa banyak orang masih berfikiran kalau punya anak ya harus ada laki-laki dan perempuan. Apakah karena slogan KB yang 2 anak cukup dan gambar yang ditampilkan pasti selalu sepasang anak laki-laki dan perempuan. Bagaimana jadinya kalau slogannya dari dulu adalah sepasang anak laki-laki dengan kata-kata "Penerus tahta keluarga" atau gambar sepasang anak perempuan dengan kata-kata, "Tiang Negara."  Kira-kira gimana ya hasilnya.... 

 Lalu ada kata-kata "Nggak pa-pa" besok satu lagi bla..bla..bla... "Nggak pa-pa"... Helloooowwww... where is your mind.... seolah-olah melahirkan anak yang berjenis kelamin sama dengan yang sebelumnya adalah sebuah penyesalan.... Oh my God... pengen nepuk jidat aja kalau denger orang gomong seperti itu...

Menurut saya adalah sebuah pilihan bagi setiap pasangan suami istri ingin punya berapa anak, tapi hasilnya tetap merupakan rahasia Tuhan. Ada yang cukup punya satu anak saja. ada yang ingin dua, tiga atau banyak anak. Ada yang bersyukur punya satu anak, itu pun dia dapat dengan perjuangan, ada yang sampai punya banyak anak karena pengen jenis kelamin tertentu.

Baca juga : Rahasia awet muda


Di tempatku ada seorang wanita yang masih muda, usia 35th. Punya 7 orang anak tambah satu kali keguguran, dari suami yang dulu dan sekarang. Dia terus melahirkan sampai anak ke tujuh demi mendapat anak laki-laki. Sekarang dia kewalahan karena dia harus menghidupi banyak anak dengan ekonomi dia pas-pasan sementara suaminya entah ke mana... terpaksa menitipkan sebagian anaknya ke orangtuanya. Ya ampun...
Ada juga dari keluarga berada, dua anak sebelumnya perempuan, dia ingin punya anak laki-laki, "sak rupa-rupane sik penting lanang" katanya. Akhirnya lahir anak laki-laki dengan cacat di telinga dan jantungnya, sebelum usia 20 meninggal. 
Ada juga yang sudah punya anak laki-laki dan perempuan, tapi masih nambah lagi, banyak anak-banyak rejeki. Menyenangkan mendengar rumah yang ramai dengan celotehan anak, bahkan pertengkaran mereka pun bisa menjadi hal yang merindukan. Kalau yang ke tiga ini mungkin lebih "enak" alasannya.

Memiliki anak adalah sebuah berkah dan tanggung jawab. Berapapun anak kita punya apapun jenis kelaminnya, menurutku yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa menjaganya, membimbingnya, bagaimana kita bisa mengantarnya menjadi pribadi yang baik untuk dirinya sendiri dan lingkungannya. Jangan hanya karena ego orang tua, melupakan kesejahteraan anak itu sendiri.

Beautiful... isn't it...


Sebelum punya suami, bahkan sampai sekarang, aku selalu terpesona dengan anak perempuan. Cantik, imut, mata indah, dress, dandan, girly dan sederet keperempuanan yang lainnya. Suamiku senang dengan anak-anak, tapi banyak anak juga akan menjadi tanggung jawab yang lebih besar. Dan alhamdulillah kedua anakku perempuan. Apakah akan bertambah lagi atau tidak... itu adalah rahasia Tuhan.... mungkin mengadopsi..... (ssttt... kami, aku suami, kedua anakku terpesona dengan seorang anak perempuan yang menginap di rumah kami.... imut....)

 

Baca juga : Contoh-berbagai-macam-seserahanhantaran

 

==============================================

Cek juga tutorial menghias tumpeng : https://youtu.be/8YAUsn770A8

Baca juga : Buket Wisuda

Baca juga : Buket Uang  

Baca juga : contoh-berbagai-macam-mahar-pernikahan

Baca juga : Contoh seserahan/mahar part 1

 

===========================================

Cek ig saya yang berisi tentang buket dan craft yang lainnya : Gabah Craft & Creative

Youtube Tutorial Craft Syua Mada Craft & Creative

Youtube tentang perjalanan, budaya dan wisata : Syua Mada

Youtube tentang lirik lagu barat : Syua Mada Lirik