Yua |
Mengandung... Melahirkan... memiliki anak adalah suatu kebanggaan bagi kaum wanita. Tapi rasa sakit saat melahirkan? Wha.... Nggak ku..ku...
Pada saat melahirkan anak pertama, flek keluar jam 4 pagi. Jam 8 malam masuk kamar bersalin. (Suami nggak ikut masuk, mungkin takut atau nggak tega kali ya... juga dilarang masuk sama bidannya). Pada saat proses melahirkan tersebut, seperti pada umumnya wanita melahirkan, aku merasakan sakit yang teramat sangat, sampai-sampai menjerit-jerit histeris di kamar bersalin... Ya Allah... Ya Allah.... terus saja aku jeritkan pada saat konstraksi melilit. Untunglah (kata orang2) proses melahirkan anakku itu terbilang cepat dan lancar. Jam 23.15 lahirlah putri cantik pertamaku. (Tapi... kadang-kadang tetap saja aku merasa malu kalau ingat hal itu...).
Berbekal pengalaman pertama itu, pada saat hamil anak ke dua, aku mulai rajin mencari-cari info soal mengurangi sakit pada saat melahirkan. Akhirnya aku menemukan artikel Hypnobirthing.
Hypnobirthing adalah suatu bentuk terapi alternatif yang secara holistik membantu ibu untuk rileks, tenang dan tetap dalam keadaan sadar sepenuhnya. Dilakukan dengan menanamkan sugesti ke otak mengenai hal-hal positif saat proses persalinan. Misalnya bahwa proses melahirkan itu adalah hal yang sangat alami yang dialami oleh wanita, proses melahirkan itu tidak menyakitkan, jutaan wanita di seluruh dunia bisa melewatinya... aku pasti juga bisa, dll.
Anda mungkin berfikir bahwa hal itu hanya bisa dilakukan jika kita berada di kelas-kelas dibantu para terapis. Bagaimana jika kita terbentur masalah waktu, jauhnya tenaga terapis, atau mungkin biaya? Saya melakukannya sendiri dirumah, di tempat kerja, di mana saja saya berada setiap saat setiap waktu.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
- Menanamkan sugesti positif
- Melatih pernafasan
Sering-seringlah berlatih mengatur pernafasan. Tenangkan pikiran, tarik nafas dalam, hembuskan perlahan-lahan. Hal ini juga bisa dilakukan pada saat anda mengalami konstraksi.
- Mendengarkan Musik
- Berdoa
Hal-hal tersebut terus aku praktekkan selama aku hamil.
Pada saat itu HPL masih kurang 2 minggu lagi, cuti hamilku pun masih minggu depan. Pulang kerja aku tetap beraktifitas seperti biasa. Tiba-tiba jam 8 malam aku mulai merasakan konstraksi. Suamiku mengajak aku untuk segera ke bidan, tapi aku masih tenang-tenang saja di rumah, aku pikir aku baru akan melahirkan paling tidak besok siang, pengalaman rentang waktu melahirkan pada anak pertama. Pada saat terasa konstraksi, aku hanya mengatur nafas, tarik nafas dalam, hembuskan, sambil terus mencamkan di otakku, ini tidak sakit. Alhasil, rasa sakit jauh berkurang, suami dan anakku tetap bisa tidur nyenyak.
Jam 12 malam, pada saat kami semua terlelap, tiba-tiba pecah ketuban, aku langsung membangunkan suami, memintanya membangunkan ibuku untuk menemaniku dan memintanya memanggilkan bidan untuk datang ke rumah, karena kalau aku yang ke sana rasanya sudah tidak mungkin. Hujan gerimis tengah malam suamiku mendatangi bidan langganan yang tak jauh dari rumah. Bidan nggak bisa datang dengan alasan tidak ada peralatan (hah... mengherankan ya... atau mungkin takut dijemput laki-laki tengah malem saat gerimis... hiii...). Klinik tutup, pun demikian halnya puskesmas yang letaknya berdekatan semua. Akhirnya suami pulang ke rumah dengan tangan kosong. Sampai di pintu kamar, kepala bayi sudah nongol, suami dan ibuku “nampani” bayi (apa ya Bahasa Indonesia-nya yang tepat). Jadilah jam 00.15 WIB bayiku lahir. Langsung diselimuti suamiku sampil menunggu dokter yang dijemput mertua datang. Aku terus saja berucap alhamdulillah, bayiku lahir dengan cepat, lancar dan selamat, sedangkan aku sendiri dalam keadaan sadar penuh dan tetap tenang. Sampai-sampai aku terheran-heran sendiri, begitu cepat dan mudahnya proses ini, mungkin cuma 5 kali aku mengejan, bayi lahir. Seperti mimpi saja. Melahirkan di rumah, tanpa bidan, hanya dibantu suami dan ibu... dan alhamdulillah semua lancar..... Jam 01.00 Dokter yang dibawa mertuaku baru datang (dan ternyata bukan dokter kandungan... tapi dokter umum yang canggung menghadapi ibu-ibu melahirkan... whalah...).
Baca juga : Rahasia awet muda
OK moms.... mungkin itu saja yang bisa aku bagi. Tapi aku berharap tulisan kecil ini akan banyak membantu ibu-ibu dalam menghadapi persalinan. Oh ya... selama hamil aku tetap beraktifitas seperti biasa. Kerja di kantor, nyuci baju, berkebun, bersih-bersih rumah, sampai ngangkutin batu sisa gempa. Kata dokter, aktifitas juga bisa memperlancar proses melahirkan. Jadi jangan pakai alasan hamil untuk bermalas-malasan ya... ya asal hati-hati saja. Aku juga tetap bisa makan apa saja seperti biasa. Ada yang bawain peuyem (gimana tulisan yang benar ya?) aku ikut makan, musim durian, makan juga... Nggak ada pantangan, asal tidak berlebihan saja... Ok moms... Sukses ya....
Sekarang yang terus aku ucapkan adalah... BANGGANYA JADI SEORANG IBU....
Ran Ka & Yua |
huaaaa,serasa baca cerita-cerita melahirkan jaman dulu mak, melahirkan di rumah sendiri :)
ReplyDeleteIya... pengalaman yang seru untuk diceritakan....
Delete