Total Pageviews

Saturday, October 26, 2024

Brokohan

 

brokohan, tradisi, adat, tradisi jawa, adat jawa, kelahiran, bayi, bayi baru lahir, selamatan,selamatan bayi, selamatan jawa, upacara,

 

Brokohan adalah salah satu upacara tradisi masyarakat Jawa, yaitu upacara atau selamatan untuk menyambut kelahiran bayi, pada umumnya bayi ini adalah bayi pertama/anak pertama dari pasangan tersebut, jadi untuk anak ke dua dan seterusnya tidak diperlukan lagi upacara ini.

Brokohan berasal dari bahasa Arab yaitu barokah, kemudian menjadi kata brokoh yang berarti berkah, dimaksudkan untuk mengharapkan berkah dan keselamatan untuk bayi yang baru lahir tersebut, juga menjadi ungkapan rasa syukur atas berkah dan karunia berupa bayi dan atas kelancaran lahirnya bayi tersebut. Brokoh sendiri dalam bahasa Jawa merujuk kepada nampan atau wadah dari bambu yang biasa dipakai untuk wadah sesaji selamatan.

Brokohan dilaksanakan pada hari setelah anak tersebut lahir,yaitu di hari yang sama. Sajian brokohan berupa bubur merah putih, ayam ingkung, nasi tumpeng beserta urap dan telur serta jajan pasar sebagai pelengkapnya. Ayam yang digunakan untuk bayi laki-laki adalah ayam betina yang belum kawin, sedangkan untuk bayi perempuan adalah ayam jantan yang belum kawin. 

Bubur merah merupakan perlambang bibit ibu, bubur putih adalah bibit ayah. Ayam sebagai perlambang bahwa ayam hanya akan memilih makanan yang baik-baik saja. Urap dari kata urip yaitu hidup. Telur rebus sebagai simbol kehidupan baru,putihnya lambang kesucian,kuningnya sebagai lambang kebijaksanaan.

Setelah didoakan, brokohan akan dibagikan ke tetangga-tetangga sekitarnya.

Di beberapa daerah, brokohan tidak hanya berlaku pada kelahiran bayi saja. Kadang-kadang masih ada masyarakat Jawa yang masih membuat brokohan untuk ternak mereka, misalnya untuk kelahiran anak sapi atau kambing.

Pada masa saat ini biasanya masyakakat ingin sesuatu yang lebih praktis. Biasanya mereka akan membagikan nasi bancaan ke tetangga-tetangga sekitar.

No comments:

Post a Comment