Malam-malem... mendengarkan deretan lagu soundtrack film New
Moon, Twillight Saga. Hmmm... jadi terbawa suasana... nggak tau kenapa, jika
mendengarkan lagu-lagu ini serasa sedang jatuh cinta saja... atau bahkan
seperti sedang patah hati.... “Menikmati
indahnya patah hati” kataku. “Patah hati kok dinikmati” kata suamiku.
***
Yah... setiap orang mempunyai cara-cara tersendiri saat
menghadapi suatu situasi. Aku...? Yup ... its me....
** Jatuh Cinta.
Saat masih ABG, wow.... jatuh cinta sejuta rasanya.... Tapi
jatuh cinta pada saat kita sudah punya pasangan ??? Wah....!!!! Aku termasuk orang yang senang merasakan
jatuh cinta. Jatuh cinta itu nggak harus dengan seseorang. Saat sedang merasa
jatuh cinta, akan lebih indah jika kita memfokuskan perasaan kita terhadap
suasananya... bukan sosok orangnya. Nikmati saja perasaan jatuh cinta kita. Perasaan
itu bisa kita sampaikan melalui nyamannya saat menghirup udara pagi,
memasukkannya dalam-dalam ke paru-paru, merasakan, dan menghembuskannya
perlahan, menikmati alunan musik, menjauhkan diri dari TV sambil menikmati
indahnya malam.... atau seperti perasaan kita saat menghirup bau tanah yang
pertama kali tertimpa hujan... Hmmm....
bukankah jatuh cinta itu indah....
** Patah Hati.
Ada jatuh cinta pasti juga ada patah hati. Dan siapa bilang
patah hati itu tidak bisa dinikmati. Beberapa kali jatuh cinta... beberapa kali
juga patah hati. Saat patah hati, perasaan seperti diiris-iris... nyeriiiii
sekali.... Tapi ada saatnya kita bisa
menikmatinya.... bukan untuk mencari kesalahan orang lain atau diri sendiri,
bukan pula untuk menghujat. Tapi mendalami setiap sakit yang kita rasakan,
merasakan setiap degub jantung... mendengarkannya.... menangis... hiks..
** Marah
Look at my face... Saat pertama kali bertemu, ada sebagian
orang berpendapat, aku ini orang yang ramah dan banyak senyum. Tapi ada juga
orang yang berpendapat kalau aku ini orang yang judes... Yup....
memang benar semuanya. Aku memang senang dengan “sisi baikku”, itu membuat aku
merasa lebih “cantik”. Tapi aku juga galak, karena memang itulah aku.
Seingatku, aku pernah beberapa kali “berdebat” dengan orang (laki-laki, nggak
pernah sama cewek). Kebetulan orang-orang itu adalah orang yang menurut orang
lain, angkuh, sombong, sok berkuasa sewenang-wenang dan punya jabatan, dan pada
umumnya jauh lebih tua, atau ada juga yang punya “kelainan”. Aku memang lebih banyak diam. Tapi saat ada
sesuatu yang menganggu, dan aku tahu pasti aku tidak bersalah, tentu aku akan menghandriknya.
Kata orang, “Kok berani, dia kan ditakuti di sini..” Whalah... kenapa enggak...
justru orang2 macem itu perlu sekali-sekali disyok terapi sama orang yang
dianggapnya remeh. Bukan masalah
marahnya. Tapi agar dia tahu bahwa tidak semua orang bisa diremehkannya, bahwa
agar dia juga belajar bahwa kekuasaan bukanlah senjata yang ampuh untuk
melemahkan, bahwa agar dia sadar bahwa dia bisa jatuh tersungkur hanya karena
kerikil kecil, agar dia belajar melihat dirinya sendiri.
Baca juga : Rahasia awet muda
**Bertemu dengan pacar dan pacarnya yang lain.
Kebanyakan orang, terutama cewek, biasanya akan menghindar
jika kebetulan melihat pacarnya jalan dengan orang lain, kemudian menangis
tersedu-sedu di kamar atau marah2 dengan pacarnya itu di lain waktu. Atau ada
juga yang begitu melihat langsung dilabrak habis-habisan tuh rivalnya.... Tapi...
ada lho cara yang lebih asyik. Misalnya
saja kalau kebetulan mereka sedang makan, ikut aja bergabung makan, duduk di
meja yang sama, santai saja, perkenalkan ke si rival kalau kamu pacarnya dia, jaga
emosi agar tetap stabil, trus ngobrol deh biasa aja. Kalau aku sih lebih
memilih melihat reaksi mereka berdua bagaimana dari pada harus membuang energi
untuk marah-marah. Toh kalau mereka
berdua memang pacaran, berarti pacarmu itu memang nggak worthed untuk
dipertahankan.
Bagaimana kalau yang selingkuh itu teman dan yang dia
selingkuhi itu adalah temanmu juga? Pernah suatu ketika aku menelphon seorang
teman, ternyata yang mengangkat seorang wanita, aku bertanya apakah ini mbak X,
dia jawab bukan, kemudian saya bilang maaf salah sambung, saya pikir mbak X, istrinya Y. Eh.. Y sudah punya
istri ya? Tanya dia sambil tergagap. Sudah, ini saya mau mengucapkan selamat,
istrinya baru saja melahirkan. Kita
memang nggak perlu ikut campur terhadap urusan orang lain, tetapi ketika
keduanya adalah sahabatmu, aku pikir cukup adil jika orang ketiga itu tahu di
mana posisi dia. Apakah ternyata dia merasa dibohongi karena berkencan dengan
orang yang ternyata sudah menikah, atau memang dia sudah tahu sebelumnya tapi
dia tetap bersikeras... itu adalah urusan dia.
Kalau kamu ... ??? Gimana...????
No comments:
Post a Comment