Untuk kesekian kalinya saya didatangi beberapa pasangan yang akan menikah. Kadang mereka datang sendiri, kadang bersama calon pasangannya. Sebagian dari mereka mengeluhkan betapa stressnya mereka menyiapkan persiapan menjelang pernikahan. Ada di antaranya yang bermula dari materi, ada juga yang berhubungan dengan persiapan mental. Saya sih cuma sebatas pendengar dan sedikit saja masukan atau nasehat.
Berikut beberapa pertanyaan dan keluhan yang mampir ke rumah kami….
1. Keluhan yang sangat klise…. (maaf kalau menyebutnya begitu… karena ini sering terjadi). Keluarga perempuan ingin pesta yang besar sementara kemampuan kedua belah pihak pas-pasan.
Kata orang, menikah itu (diharapkan) untuk sekali seumur hidup, jadi kalau dibuat yang mewah sekalian biar berkesan dan menjadi kenangan yang indah. Atau si calon istri adalah anak perempuan satu-satunya, jadi keluarganya ingin pesta yang besar, karena cuma sekali ini menyelenggarakan hajatan mantu.
Memang benar kita berharap menikah untuk sekali seumur hidup. Tapi kalau untuk memenuhi semua kemewahan yang diluar kemampuan kita, pada akhirnya kita juga pasti akan pusing membayar tagihan di kemudian hari. Dari mana coba uang untuk biaya pernikahan yang segitu banyak jika tidak dengan berhutang. Ada yang bilang, kan bisa menabung dulu. Jika ada orang yang bisa menabung dulu untuk biaya pernikan itu bagus. Tapi seberapa banyak orang yang sanggup melakukannya. Mungkin gaji dari calon mempelai sudah habis duluan untuk kebutuhan sehari-hari. Menjual aset (rumah/tanah). Sayang sekali jika harus menjual aset, padahal kita membutuhkan aset tersebut setelah kita menikah.
Terus gimana dong solusinya. Sebaiknya kedua belah pihak harus saling mengerti tentang kondisi ekonomi pasangan dan keluarga. Bersenang-senang satu hari agar terlihat wah dipandang, tapi pusing memikirkan tagihan, belum lagi kebutuhan sehari-hari, belum lagi nanti kalau langsung punya anak, tagihan pesta belum lunas, sudah harus membiayai kebutuhan kelahiran dan bayi. Selesai bulan madu, stress bayar tagihan. Meminimaliskan hutang dan memaksimalkan bugjet adalah cara terbaik untuk mengadakan pesta pernikahan yang kita inginkan.
Ada kok cara-cara membuat resepsi pernikahan dengan biaya minimal tapi terlihat istimewa… Bisa dari mengurangi jumlah undangan, memilih tempat resepsi, memilih souvenir, persiapan prewedding dan persiapan yang lainnya. (Cek tulisan saya di “Cara Menghemat Biaya Pernikahan https://iwitwijirahayu.blogspot.com/2021/12/cara-menghemat-biaya-pernikahan.html ).
Baca juga : Rahasia awet muda
2. Persiapan belum selesai, padahal hari H sudah semakin dekat. Persiapan pernikahan sebaiknya memang sudah mulai dipersiapkan beberapa bulan sebelumnya, tergantung seberapa “ribet” resepsi pernikahan yang akan kita buat. Tapi juga jangan terlalu lama, karena mungkin justru terjadi masalah yang tidak kita duga sebelumnya. Dan ketika hari H sudah semakin dekat tapi persiapan belum tuntas, maka kita bisa menyederhanakan beberapa bagian. Kita bisa memikirkan bagian-bagian mana yang bisa kita pangkas atau bahkan kita hilangkan tanpa mengurangi inti dari pernikahan itu sendiri. Ada baiknya juga jika kita meminta bantuan saudara atau teman yang bisa dipercaya. Misalnya untuk membantu mencarikan souvenir, mengirimkan undangan, merangkai seserahan atau yang lainnya. Delegasikan beberapa tugas yang bisa diwakilkan sehingga kita bisa punya waktu untuk yang lain. Itulah salah satu manfaat menjalin hubungan baik dengan orang lain. Mereka pasti akan dengan senang hati membantu kita.
3. Tradisi di tempat saya mahar harus dibuka/diumumkan di depan kedua belah pihak dan para tamu undangan, padahal maharnya jumlahnya tidak banyak. Kami tidak masalah dengan itu, tapi hal itu akan membuat kedua belah pihak merasa dipermalukan di depan orang banyak nanti.
Kalau begitu…. beberapa minggu sebelum pernikahan, sebarkan saja secara halus, minta ibu menyampaikan ke saudara dan tetangga kalau nantinya maharnya cuma sedikit karena dananya dipakai untuk membangun rumah yang akan kalian tempati setelah menikah nanti. Mengumumkan dahulu sebelum hari H bisa mengurangi ketegangan dan kesalahpahanam pada saatnya nanti. Jadi kedua belah pihak tidak akan merasa dipermalukan di depan umum karena semua orang sudah tahu sebelumnya dan juga alasannya.
4. Calon suami/istri sudah pernah menikah, jadi kemungkinan akan sering berhubungan untuk mengurusi atau membicarakann masalah anak.
Kalau untuk anaknya inshaalah aku bisa menyayanginya mbak, tapi yang membuatku tidak nyaman adalah mantan istrinya….
Tidak semua orang bisa menerima anak bawaan pasangan dengan sepenuh hati. Mungkin kita bisa menyayanginya… tapi mungkin juga akan tetap ada sekat di hati kita walaupun di kehidupan sehari-hari kita bisa memperlakukan anak tersebut seperti biasa. Untuk masalah hati, itu kita sendiri yang tahu, yang pasti bagaimanapun juga dia datang sepaket dengan pasangan baru kita. Kita harus menerimanya juga dengan sebaik-baiknya.
Kita/pasangan kita mungkin juga akan merasa tidak nyaman satu sama lain jika berhubungan dengan masalah harus bertemu/berkomunikasi dengan mantan.
Ada baiknya kita sebagai pasangan barunya ikut terlibat saat membicarakan masalah anak. Bukan bermaksud mencampuri, tapi ikut sebagai pendamping. Ini menunjukkan bahwa kita siap sebagai ibu/bapak sambung bagi anak mereka sebelumnya. Hal ini juga untuk menghindari kesalahpahaman dari masing-masing pihak, jangan sampai pasangan baru merasa terabaikan, dan si mantan juga bisa menghargai kalau mantannya sudah punya pasangan baru dan kita bisa menjadi bapak/ibu sambung yang baik bagi anak mereka.
Jika harus bertemu mantan suami/istri, ajak serta pasangan baru kita. Jika bicara melalui telpon, nyalakan loadspiker agar pasangan tahu dan mantan juga tahu kalau kita ikut serta dalam percakapan itu.
Baca juga : bagaimana-cara-mengubah-hobi-menjadi cuan
5. Aku punya penyakit mbak… mungkin aku tidak akan pernah bisa punya anak. Sebaiknya calon pasangan sudah diberitahu sebelumnya untuk menghindari kesalahpahaman dan perasaan dicurangi. Kalau dia bisa menerima, berarti pernikahan bisa dilanjutkan. Kalau tidak, kita jangan memaksakan diri. Tapi rejeki orang tidak ada yang tahu. Setelah menjalani terapi dan pengobatan, juga menjalani pola hidup yang sehat, beberapa pasangan bisa berhasil punya anak setelah divonis tidak bisa punya anak. Itu adalah rahasia Tuhan, bukan dokter yang memutuskan.
6. Aku stress banget mbak, sampai asam lambungku naik…
Pada intinya, saat stress kita sudah memuncak, ….. untuk masalah apapun, bukan cuma masalah pra nikah, sudah bikin kepala nyut-nyutan….yang paling penting adalah berdoa (walaupun itu juga klise).
Saran saya yang lain…. berhentilah berfikir, jangan berfikir dahulu… ambil nafas dalam-dalam, kosongkan pikiran, setelah itu lakukan kegiatan yang biasa kita lakukan sehari-hari atau tidur.
Terkadang masalah yang sedang kita hadapi sepertinya tidak ada solusi, sudah mentok… jadi…. berhentilah… potong otakmu agar tidak memikirkan hal itu lagi…. Jangan buang energimu untuk sesuatu yang kita tahu belum ada jalan keluarnya…. istirahat……………istirahat ……………………….........................istirahatkan otak.................................................
Percayalah… solusi itu akan muncul pada saatnya nanti, mungkin besok....… mungkin seminggu kemudian.
Setiap pasangan yang akan menikah pasti akan mengala ...mi stress. Itu sudah pasti. Itu sudah biasa. Tapi kelolalah stress itu seminimal mungkin. Take a breath deep .... Berhenti sejenak…
Cek juga tutorial menghias tumpeng : https://youtu.be/8YAUsn770A8
Baca juga : Buket Wisuda
Baca juga : Buket Uang
Baca juga : contoh-berbagai-macam-mahar-pernikahan
Baca juga : Contoh seserahan/mahar part 1
===========================================
Cek ig saya yang berisi tentang buket dan craft yang lainnya : Gabah Craft & Creative
Youtube Tutorial Craft : Syua Mada Craft & Creative
Youtube tentang perjalanan, budaya dan wisata : Syua Mada
Youtube tentang lirik lagu barat : Syua Mada Lirik
No comments:
Post a Comment