Total Pageviews

Saturday, February 28, 2015

Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan Anak

 

Saat Ranka Bertanya...  


anak bertanya, asah asuh, pendidikan anak, parenting,
Ranka dan hobi menarinya
Suatu saat teman-teman Ranka datang bermain di rumah, Ranka memutarkan video musik dari komputernya, aku dengar teman-temannya itu tertawa “cekikikan” sambil bilang eh.. saru, eh saru. Aku datang menengok, ternyata yang diputar adalah video klip Beyonce’ (Girls, Round the world) dan Sia (Chandelier), yang klipnya anak kecil menari balet. Aku bilang ke Ranka agar memutar video anak-anak saja.

Setelah teman-temannya pulang, aku bilang ke Ranka...
Besok lagi kalau ada teman2mu datang, nggak usah disetel yang tadi ya, yang lainnya saja. Kalau Ranka sama Yua suka melihat video itu kan karena koreografinya yang bagus, bukan karena saru, iya kan. Orang tua mereka mungkin tidak pernah menjelaskan soal berbagai macam budaya yang berbeda-beda dari daerah lain. Kalau Ranka kan sudah pernah diceritain sama mamah kan.

Bahwa kebudayaan di dunia itu berbeda-beda. Dan kebudayaan itu berkembang sesuai peradabannya.

Ada yang di satu negara boleh, di negara lain nggak boleh. Misalnya kalau pada jaman dulu, pada masa simbahnya mamah, perempuan bajunya pakai kemben saja ke mana-mana, kain yang menutup sebatas dada (kebetulan Ranka aku lihatin sebentar film Indonesia lama di TV, si Jampang.. he..he..), itu biasa saja pada jaman itu, nggak saru, sekarang orang berpakaian lebih tertutup, bahkan banyak yang pakai jilbab. 

Di Bali jaman dulu, perempuan biasa memakai kain yang bagian dadanya justru terbuka (aku lihatin lukisan wanita Bali dan foto wanita2 bersekolah di Bali bersama guru-gurunya laki-laki yang orang bule). Orang Papua, yang laki-laki pakai koteka, di India para wanita kalau pake baju pusernya kelihatan kayak yang di film India itu lho... 

Di negara-negara Arab, orang yang namanya Abu Bakar, Aisiah belum tentu beragama Islam, yang berpakaian jubah belum tentu beragama Islam, tapi karena budaya mereka seperti itu. 

Di jaman simbah, orang namanya Sukarno, Suharto, Sujilah. Di jaman mamah, namanya Bambang, Agus. Di jaman sekarang nama temen-temenmu Syifa, Dafa, Faiz...  berubah sesuai jamannya. 

Di pantai Jogja, orang berenang pake baju lengkap, di Bali dan di luar negeri mereka pakai baju renang, berjemur. 

Di sini kita memanggil nama orang dengan mas atau mbak, di luar negeri langsung disebut namanya. Itulah budaya.

Intinya adalah perbedaan budaya, dan budaya yang selalu berkembang... tinggal bagaimana cara mendidik orang tua agar anak memandangnya dengan sisi positif tanpa harus mengikuti arus.

++++++++++++++++++++++

Memakai TV berlangganan kadang harus membuat kita siaga, jika pas bukan chanel untuk anak, remote TV harus ada di dekat tangan. Walau begitu kadang masih juga kecolongan iklan yang ada adegan dewasanya. Saat remote terlambat digenggaman...wah... gimana dong...

Mbak Ran, yang itu tadi, orang berciuman itu, itu hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah dewasa ya, orang yang sudah suami istri. Itu biasanya di luar negeri. Kalau kita, orang timur, biasanya hanya mencium pipi, itu untuk anak yang  masih kecil sekali biasanya oleh orang tua atau kerabat dekatnya. Kadang kalau ibu-ibu ketemu, cium pipi kiri pipi kanan, tapi itu sesama perempuan. Kalau se-mbak Ran, ya cium tangan kalau ketemu orang tua.

Kalau pas film dengan adegan kekerasan atau horor, “Dik Yua, nggak usah nonton dik, itu untuk orang dewasa lho, nanti dik Yua kaget (bukan takut).  

++++++++++++++++++++++

Ranka bertanya... Mah... kenapa tho kok anak-anak diculik...
Wah.. banyak alasannya mbak... misalnya kalau anak kecil yang diculik, yang menculik mungkin minta tebusan uang, anaknya dikembalikan kalau orangtuanya  sudah memberi uang tebusan, atau anak itu dijual kepada orang lain untuk diadopsi ilegal, nggak pake ijin pemerintah. Ada juga karena dendam, sakit hati kepada orangtua, anaknya yang jadi sasaran. Ada yang dijadikan pengamen atau pengemis, uangnya nanti diminta mereka. Kalau anaknya sudah agak besar, mungkin dijual ke tempat hiburan malam, mereka dipaksa bekerja.  Kalau sudah dewasa bahkan ada yang diculik untuk diambil organ tubuhnya untuk dijual ke orang lain, jantungnya, ginjalnya, atau bagian tubuh yang lain. 

Makanya kalau sudah agak besar nanti Ranka harus berhati-hati kalau berteman, kadang-kadang ada yang pura-pura kenalan lewat facebook, kemudian ngajak ketemuan, terus diculik. Ada juga yang diberi minuman atau permen yang ada obat biusnya.  Makanya mamah sama ayah pengennya Ranka sama Yua belajar bela diri, biar bisa untuk menjaga diri sendiri, bahkan membantu oranglain bila keadaan dibutuhkan. 

+++++++++++++

Narkoba itu apa sih Mah... saat Ranka melihat berita di TV.
Narkoba itu sejenis obat-obatan yang peredaran oleh pemerintah dilarang secara umum. Bisa menghilangkan rasa sakit, tapi juga bisa menimbulkan halusinasi. Biasanya dipakai oleh dokter-dokter untuk membius pasiennya agar tidak merasa sakit saat dioperasi. Kalau di medan perang juga dipakai untuk prajurit yang terluka, kadang juga biar lebih berani. Tapi orang-orang biasanya menyalahgunakannya, dipakai sembarangan sehingga yang pakai hilang kesadaran dan berhalusinasi. 

Ada yang bubuk, ada yang pil, ada yang kayak permen karet yang kayak yang di TV itu. Cara makenya ada yang dihisap, ada yang disuntik. Nah kalau yang disuntik ini, bahayanya lebih banyak, dia bisa ketularan penyakit pemakai lain jika jarumnya dipakai bergantian. Jika dipakai terus-terusan akan menjadi kecanduan. Kalau sudah gitu tiap hari dia harus pake, kalau nggak punya uang dia bisa mencuri, merampok, melakukan apa saja agar bisa mendapat narkoba. Lama-lama badannya akan rusak, kurus kering, mukanya jadi tua. Kalau nggak berakhir dengan kematian karena over dosis, kebanyakan obat, ya ditangkap polisi kayak yang di TV itu. 
Kalau untuk penjual atau pengedarnya kalau ketangkap bisa dihukum penjara seumur hidup atau malah dihukum mati.  

+++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kalau di TV-TV itu minum apa sih mah...
Oh itu namanya minuman keras. Minuman yang mengandung alkohol dalam kadar tertentu akibat proses fermentasi. Biasanya jus anggur dicampur ragi, disimpan lama sampai bertahun-tahun, nanti lama-lama akan keluar alkoholnya. Semakin lama menyimpannya, semakin bagus, harganya juga tambah mahal. 

Diluar negri, di negara-negara bersuhu dingin orang biasa minum anggur untuk menghangatkan badan. Kalau kita kan biasa minum teh, kopi, jahe untuk minuman sehari-hari. Kalau di luar negeri mereka biasa minum anggur. Tapi kalau kebanyakan bisa menjadikan mabuk, kehilangan keseimbangan. 

Kalau di sini, orang minum anggur atau minuman keras sejenisnya hanya untuk mabuk-mabukan, nggak ada manfaatnya, malah bisa merusak tubuh kalau terlalu sering minumnya. Kalau orang merokok, paru-parunya rusak, kalau minum minuman keras, ginjalnya yang rusak, bahkan bisa meninggal. Yang namanya oplosan itu lho mbak Ran, minuman keras dicampur bahan berbahaya lainnya. Bahan-bahan yang dicampur sembarangan itulah yang menjadi racun.  
 
Baca juga : Rahasia awet muda

+++++++++++++

Secara umum Ranka sering bertanya tentang ilmu alam. Soal segitiga bermuda, terjadinya gerhana bumi dan bulan, soal India berbeda dengan Indian, planet dan tata surya. 

Saat Ranka bertanya biasanya aku menjawab dengan panjang lebar, bahkan kadang sampe kehabisan nafas saking semangat menjawabnya.. he..he... Orangtua lain mungkin kelabakan saat anaknya bertanya. Bagiku... wah... kesempatan emas nih... Saat aku nggak tau jawabannya, biasanya aku akan bilang, wah mamah nggak tau mbak Ran... dicari bareng di internet yuk... keren kan...

Ranka memang bukan anak yang pandai di mata pelajaran di sekolah. Temen sekolah atau tetanggaku nggak akan percaya kalau aku menjawab Ranka tidak masuk rengking 10. Tapi aku selalu berusaha membekalinya dengan ilmu yang mungkin tidak didapatkannya di bangku sekolah. Bagaimana cara dia bertindak jika terjadi sesuatu, adat istiadat, perbandingan agama dan lainnya. Membiarkannya belajar memasak sesukanya, memberinya tugas untuk melatih tanggung jawabnya. 

Buatku, cerdas itu tidak melulu berupa daftar nilai yang bagus, tapi lebih ke bagaimana cara kita menyikapi sesuatu.  

Aku mungkin bukan orang tua yang serba tahu segalanya, tapi aku berusaha untuk memberikan apa yang aku tahu untuk anak-anakku. Mungkin ada kata2 yang menurut orang tua lain terlalu vulgar, tapi buat anakku, aku punya batasan tersendiri.

Ranka adalah anak yang spesial buatku. Dan aku bangga dengannya.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Ikut kegiatan2 ayah sebagai penambah ilmu dan pengalaman

anak bertanya, asah asuh, pendidikan anak, parenting,
Latgab water rescue

anak bertanya, asah asuh, pendidikan anak, parenting,
Mancing di Samas


anak bertanya, asah asuh, pendidikan anak, parenting,
Latihan rapling di hutan

anak bertanya, asah asuh, pendidikan anak, parenting,
Kemping


==============================================

Cek juga tutorial menghias tumpeng : https://youtu.be/8YAUsn770A8

Baca juga : Buket Wisuda

Baca juga : Buket Uang  

Baca juga : contoh-berbagai-macam-mahar-pernikahan

Baca juga : Contoh seserahan/mahar part 1

 

===========================================

Cek ig saya yang berisi tentang buket dan craft yang lainnya : Gabah Craft & Creative

Youtube Tutorial Craft Syua Mada Craft & Creative

Youtube tentang perjalanan, budaya dan wisata : Syua Mada

Youtube tentang lirik lagu barat : Syua Mada Lirik



Friday, February 27, 2015

Untuk Apa Kau Menimba Ilmu Moms....



Beberapa minggu yang lalu aku bertemu dengan teman SD yang sudah lama tidak bertemu. Saat itu dia berkata, “Kalau perempuan itu rugi ya, sekolah tinggi-tinggi, pinter, pada akhirnya juga cuma di rumah, momong anak.”  
Kenapa kok rugi, justru anaknya yang beruntung, di rumah dididik oleh ibu yang pinter, yang rugi justru si anak yang ibunya sarjana tapi di rumah dididik sama pembantunya yang hanya lulusan SD. 

Maaf sebelumnya, ini bukan masalah mendiskriminasikan lulusan apa anda.... Dari lulusan manapun saya yakin kita bisa menjadi “a good mom.” Hanya saja justru saya merasa kasihan sama teman saya itu karena pola pikirnya yang , maaf, “masih segitu.”

Di SD saya selalu juara satu dari kelas 1-6, masuk SMP 1 Imogiri, SMP favorit di daerahku, masuk STM Pembanguan Yogyakarta (Stembayo), sekolah kejuruan favorit di Jogja bahkan di Indonesia, mengambil jurusan Geologi Pertambangan.

Geologi Pertambangan A, 4 cewek, 27 cowok. What an amazing moment...

Saat memutuskan masuk sekolah di STEMBAYO, saya mengambil jurusan yang saya sukai bidangnya, geologi (dan juga karena ada beasiswanya), walaupun dari awal juga saya berfikir bahwa mungkin saya tidak akan bekerja di bidang tersebut, tapi ilmu soal bumi dan isinya selalu membuat saya terpesona, bahkan sampai sekarang saya tetap senang mengikuti ilmu pengetahuan alam, walaupun hanya dari National Geographic atau dari internet. Selama di Stembayo, bukan hanya ilmu yang ada di buku saja yang saya pelajari, tapi juga ilmu tentang kepemimpinan, organisasi, kerjasama, perjuangan dan kepribadian. Benar-benar tempat menempa diri. Sampai saat ini saya masih berfikir, itulah tempat sekolah terbaik yang pernah saya dapatkan. 

Kerja di Batam 2 tahun, sempat kursus bahasa Inggris dan komputer, mendapat beasiswa sekolah ekonomi karena berhasil menjuarai salah satu lomba modeling, tapi sayangnya tidak bisa saya ambil karena jadwalnya yang tidak sesuai dengan jam kerja. Mendapat promosi dari kantor, tapi saya tetap memutuskan pulang karena telah mendaftar sekolah desain grafis karena memang hobi mendesain, kemudian mengambil jurusan bahasa Inggris penterjemahan di UT (yang ini belum sempat selesai). 

Sebelum menikah saya sering mengikuti seminar tentang pendidikan dan kesehatan anak. Sampai sekarang kalau ada kesempatan saya masih menyempatkan diri ikut seminar ini-itu jika memang temanya saya suka dan lokasinya dekat.

Buat saya, sekolah, mencari ilmu itu bukan semata-mata kalau selesai sekolah dari sini nanti kamu mau jadi apa? Bisa kerja apa? Buat saya, sekolah itu bukan sekedar sebagai alat atau penunjuk arah akan ke mana kita, tapi sebagai “kekayaan diri.”
Jika dia bilang “rugi sekolah tinggi-tinggi“ buat saya kenapa rugi, semua ilmu yang saya dapatkan adalah “kekayaan” saya yang bukan hanya berguna untuk saya, tapi juga anak-anak saya, dan mungkin juga untuk orang-orang di sekitar saya. 

Saya sering terpesona dengan diri saya sendiri mendapati ternyata “saya lebih berilmu” dibanding ibu-ibu yang lain. Di saat ibu-ibu lain kewalahan menjawab pertanyaan anaknya, aku bisa menjawabnya dengan baik sesuai usianya, di saat anak-anak lain belajar ilmu dari sekolah, aku bisa mengajarkan ilmu yang lain yang belum didapatkannya di kelasnya, bahkan kadang-kadang suami juga bertanya tentang suatu hal apakah tentang desain, rumah, konstruksi, atau hal lain yang saya lebih tahu.  

Sekolah pinter-pinter, ngapain nggak kerja? 
Dari lulus sekolah, alhamdulillah saya selalu mudah mendapatkan pekerjaan yang saya sukai (bukan terpaksa kerja di tempat yang bisa menerima saya). Gaji saya juga, walaupun nggak banyak sekali, tapi selalu lebih jika dibandingkan karyawan lain ditempat kerja saya. 

 
Baca juga : Rahasia awet muda

 
Saat kelahiran anak pertama, kantor menawarkan kenaikan gaji dan biaya penitipan anak ditanggung kantor agar saya tidak mengundurkan diri, tapi saya tetap memutuskan keluar. Saat kelahiran anak ke dua, sebelum berhenti kerja, kompetitor kantor menawarkan gaji yang lebih tinggi dan fasilitas lebih untuk saya. Tapi akhirnya saya juga memutuskan berhenti. Momong anak.

Kok nggak cari “rewang” saja biar anaknya bisa ditinggal kerja. 
Waktu masih tinggal di Kasongan, di lingkungan perumahan, banyak ibu-ibu bekerja, anaknya sama “mbaknya” atau “mboknya”. Melihat mereka menjaga anak-anak majikannya, kok kasihan anaknya ya kalau saya. Ada yang ditinggal kencan, ada yang dipanggil dengan panggilan yang jelek (padahal nama pemberian dari orangtuanya sudah bagus), ada yang bla-bla-bla...  kadang simboknya “berkicau” ke tetangga, gaji nggak seberapa, kerjaan seabreg nggak habis-habis,  belum lagi, untuk saya pribadi, urusan rumah biarlah tetap ada di dalam rumah, kalau ada “rewang” urusan dalam rumah bisa-bisa bocor sampai mana-mana. Alasan lain lagi, saya bukan termasuk orang yang mudah mendelegasikan kewajiban saya untuk dikerjakan orang lain. Apa yang bisa kukerjakan ya harus dikerjakan sendiri. 

Strong mom, strong family...

Sudah menjadi hal yang umum bagi seorang wanita yang mampu “berkarir lebih” akan menjadi “galau” saat harus memilih untuk tetap bekerja atau berhenti kerja dan fokus mengurusi keluarganya. Saya beruntung masih bisa memilih kedua-duanya, walaupun pada akhirnya saya memilih keluarga. Buat saya pribadi, tanggung jawab yang lebih besar untuk keluarga yang membuat saya mengesampingkan ego saya dan pada akhirnya saya memutuskan untuk menjadi full mom.

Memang masih banyak orang yang berpandangan rendah terhadap “pekerjaan” ibu rumah tangga, dan menganggap kerja kantoran lebih keren. Tapi kembali lagi bahwa buat saya itu adalah sebuah pilihan. Mungkin suatu saat saya akan bekerja di luar, tapi untuk saat ini cukuplah atas apa yang saya peroleh dari rumah.  

Tapi jangan salah, menjadi ibu rumah tangga juga tetap bisa berpenghasilan kok, bahkan kadang-kadang bekerja dari rumah bisa berpenghasilan lebih tinggi dari pada ibu bekerja di luar. Bisa menjadi penulis, membuat handikraft, membuat kue dititipkan di warung, dan lainnya. Momong anak sambil tetap berpenghasilan. 

Bagi momi-momi bekerja, tentunya juga masih bisa meluangkan waktu untuk anak-anaknya. 

Ayo momi... bagikan ilmu kita terutama untuk anak-anak kita.... kalau bukan kita yang yang mendidik anak kita sendiri, siapa lagi....
  
 
==============================================

Cek juga tutorial menghias tumpeng : https://youtu.be/8YAUsn770A8

Baca juga : Buket Wisuda

Baca juga : Buket Uang  

Baca juga : contoh-berbagai-macam-mahar-pernikahan

Baca juga : Contoh seserahan/mahar part 1

 

===========================================

Cek ig saya yang berisi tentang buket dan craft yang lainnya : Gabah Craft & Creative

Youtube Tutorial Craft Syua Mada Craft & Creative

Youtube tentang perjalanan, budaya dan wisata : Syua Mada

Youtube tentang lirik lagu barat : Syua Mada Lirik