Total Pageviews

Monday, November 1, 2021

Makam Raja-raja Mataram di Imogiri (Jelajah Lewat Jalur Samping)

 

Pintu masuk samping

 

Makam Raja-raja Mataram (Pasarean Imogiri/Pajimatan Imogiri) di Imogiri masih menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Jogja, terutama di Imogiri. Baik sebagai wisata biasa, wisata sejarah, wisata budaya maupun sebagai wisata religi. Lokasi tepatnya berada di desa Girirejo, Wukirsari, kecamatan Imogiri, kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Dibangun pada tahun 1632 pada masa pemerintahan Sultan Agung Mataram III, Prabu Hanyokrokusumo.

Jika biasanya orang-orang yang datang ke sana lewat gerbang depan kemudian menaiki ratusan tangga yang ikonik itu untuk menuju puncaknya, maka kali ini kita akan menjelajah makam raja lewat pintu samping di sebelah barat. Ini merupakan jalan alternatif bagi kaum “sepuh” yang mungkin akan kesulitan jika harus menapaki ratusan anak tangga. Bisa juga bagi anda yang ingin “short cut” langsung menuju ke puncak. Atau bagi anda yang suka gowes, bisa memakai rute ini dan sepeda bisa langsung parkir di area parkiran atas.

Jalurnya, dari terminal makam raja kita bisa langsung mengambil arah utara, menuju makam seniman, naik terus sampai di puncak jalan. Sampai puncak jalan ada pertigaan, ambil ke arah kanan. Di jalan ini ada portalnya, tapi jika kita naik motor atau sepeda, kita bisa “mlipir” lewat samping portal. Jika naik mobil tentu saja harus ijin penjaga agar dibukakan portalnya. Dari situ kita bisa terus menyusuri jalan sampai ke parkiran area makam. Dari tempat parkir kita bisa langsung masuk ke area makam.

Pintu barat makam. Gerbangnya berwarna hitam. Setelah masuk, di sebelah kanan akan kita jumpai kompleks makam raja Pakubuwono X dengan gerbang dan tembok berwarna hitam. Di sebelahnya dengan gerbang dan tembok berwarna putih, ini adalah kompleks makam raja Pakubuwono VI..

 

Tangga di depan itu adalah tangga panjang ke bawah dari gerbang masuk depan

Selanjutnya kita akan berada di tengah-tengah tempat pertemuan empat arah anak tangga yaitu anak tangga ke arah utara, selatan, timur dan barat.

 

Baca Juga : Kirab Siwur 1 Suro, Imogiri

 Video : Kopi Panggang

 

Dari tengah pertemuan anak tangga ini sebelah selatan, ke bawah, adalah tangga utama. Tangga inilah yang biasa digunakan pengunjung pada umumnya jika melalui gerbang utama di depan. Anak tangga ini berjumlah 409 anak tangga yang dibagi menjadi 4 sab. Mitosnya tidak ada orang yang bisa menghitung jumlah anak tangga ini dengan benar, jika bisa maka semua keinginan orang tersebut akan terkabul.

Sebelah barat, tempat kita masuk tadi adalah kompleks makam raja-raja dari silsilah Kasunanan Surakarta.

Sebelah timur adalah kompleks makam dari silsilah Kasultanan Yogyakarta.

Di bagian utara adalah makam raja-raja sebelum kerajaan terpecah menjadi Kasultanan dan Kasunanan akibat adanya perjanjian Giyanti terhadap pemerintah Hindia Belanda.

 

Gapura Supit Urang

Saat memasuki area makam utara, kita akan melalui pintu gerbang yang namanya Gapura Supit Urang. Ini adalah gapura atau pintu masuk utama menuju ke makam raja, yaitu makam Sultan Agung Hanyokrokusumo, Amangkurat 2 dan Amangkurat 3.

Pada tangga yang menuju gapura supit urang, di bagian anak tangga paling bawah, di tengah-tengahnya, ada anak tangga yang terbuat dari batu yang bentuknya sepeti bekas diinjak-injak. Ini adalah tempat dari makam Tumenggung Endronoto. Kenapa dimakamkan di sini dan dengan cara yang demikian?

 

Batu pijakan di bawah gapura Supit Urang

Tumenggung Endronoto adalah seorang penghianat yang membelot kepada Belanda. Dia memberitahu Belanda di mana letak lumbung pangan tentara Mataram dan rencana penyerbuan Sultan Agung ke Jayakarta.

Sebagai hukumannya, tubuhnya dipancung menjadi tiga bagian. Bagian kepala dikuburkan di tengah gapura Supit Urang, bagian badan di anak tangga gapura dan kakinya di kolam sebelah kanan.

Dengan dijadikannya makamnya sebagai batu pijakan, itu sebagai peringatan akan kesetiaan dan penghianatan.

 

Baca juga : https://ikirab-budaya-ulang-tahun-kalurahan karangtalun

 

Versi lain dari cerita itu adalah bahwa sosok yang dikuburkan di tempat itu adalah Gubernur Hindia Belanda itu sendiri, Jan Pieterzoon Coen.  

Bagian di belakang aling-aling

Di belakang gapura supit urang terdapat aling-aling atau kelir yang mempunyai makna sebagai penghalang, yaitu sebagai penghalang dari niat jahat yang akan merusak tempat itu.

 

Baca juga : Rahasia awet muda

 

Setelah memasuki gerbang di bagian kiri dan kanannya ada pendopo yang biasa dipakai juru kunci dan para peziarah berdoa.

Di bagian belakang ada empat buah genthong. Keempat gentong tersebut adalah pemberian dari empat kerajaan yang berbeda untuk Sultan Agung.

Gentong pertama di sisi paling barat adalah pemberian dari kerajaan Sriwijaya, diberi nama Nyai Danumurti.

Gentong ke dua pemberian dari kerajaan Ssamudra Pasai, diberi nama Kyai Danumaya.

Gentong ke tiga pemberian dari kerajaan Ngerum (Turki), diberi nama Kyai Mendung. 

Gentong ke empat pemberian dari kerajaan Siam (Thailand), diberi nama Nyai Siem.

Genthong-gentong ini dipakait untuk menyimpan air yang biasanya digunakan sebagai air wudhu.

Gentong ini akan dikuras/dibersihkan setiap malam Jumat kliwon atau Selasa klion pada bulan Suro pada penanggalan Jawa. Pada prosesi ini biasanya masyarakat sekitar atau para peziarah akan datang untuk ikut menyaksikan acara “nguras genthong/nguras enceh”. “Nguras Genthong” ini juga menjadi salah satu prosesi yang menjadi daya tarik wisata religidan wisata budaya di Makam Raja.

 

Pintu Masuk Makam Sultan Agung

Masyarakat umum hanya bisa masuk sampai ke lokasi ini. Bisa berdoa di sini. Jika akan masuk ke makam utama, yaitu makam raja, peziarah diwajibkan memakai pakaian adat Jawa, kain jarik dan baju peranakan untuk laki-laki dan kemben untuk wanita. Pakaian tersebut biasanya dipakai oleh para abdi dalem. Peziarah bisa meminjam pakaian tersebut di lokasi. Peziarah tidak diperkenankan memakai alas kaki dan perhiasan emas, juga tidak boleh berfoto di dalam lokasi makam. Peziarah juga akan diantar oleh juru kunci jika akan berdoa di dalam kompleks makam raja. 

Lihat juga videonya : Jelajah Makam Raja-raja Mataram Lewat Jalur Samping

Selamat Berkunjung.... 

==============================================

Cek juga tutorial menghias tumpeng : https://youtu.be/8YAUsn770A8

Baca juga : Buket Wisuda

Baca juga : Buket Uang  

Baca juga : contoh-berbagai-macam-mahar-pernikahan

Baca juga : Contoh seserahan/mahar part 1

 

===========================================

Cek ig saya yang berisi tentang buket dan craft yang lainnya : Gabah Craft & Creative

Youtube Tutorial Craft Syua Mada Craft & Creative

Youtube tentang perjalanan, budaya dan wisata : Syua Mada

Youtube tentang lirik lagu barat : Syua Mada Lirik

 

  

No comments:

Post a Comment