Kembar mayang dibawa oleh dua orang yang sudah menikah pada upacara panggih |
Di dalam upacara pernikahan adat Jawa, seringkali kita temui adanya elemen dekorasi yang biasa disebut Kembar Mayang. Kembar mayang adalah sepasang rangkaian daun-daunan yang menyertai prosesi pernikahan adat Jawa. Kembar mayang merupakan hasil representasi dari paham Hindu yang menampilkan pohon Kalpataru sebagai simbol pohon kehidupan yang tergambar dalam relief Candi Prambanan.
Kembar mayang tertua diketahui ada di lingkungan Kraton Yogyakarta, dibuat pada zaman Sri Sultan Hamengkubuwono VII pada 1906.
Pada awalnya, kembar mayang disebut gagar mayang, gagar artinya gugur, mayang yaitu kembang mayang (bunga dari jenis pinang atau palem-paleman yang belum mekar yang masih terselubung kelopaknya). Tapi karena khawatir disalahpahami menjadi gugur yang berarti mati, maka digantilah dengan istilah kembar mayang.
Pada awalnya pengertian gagar mayang adalah seseorang yang terlepas dari satu keadaan (status), yaitu gugur dari status kegadisannya atau gugur dari status jejakanya karena keduanya sudah diikat dalam satu perkawinan dan sudah meningkat kedewasaannya dan kehidupannya.
Kemudian istilah gagar mayang digunakan untuk rangkaian daun-daunan yang digunakan pada pemakaman seorang gadis/perjaka.
Baca juga : cara-menghemat-biaya-pernikahan.html
Rangkaian kembar mayang terdiri dari: janur (daun kelapa muda) yang dibentuk untiran, kembang temu, pecut-pecutan, kupat luar dan walang–walangan yang semuanya dibuat sepasang. Bunga Potro Menggolo. Dedaunan seperti beringin, alang-alang, andong dan daun puring, dirangkaikan pada batang pohon pisang, kemudian diletakkan di dalam sebuah tempat yang namanya paidon (tempolong) yang terbuat dari kuningan.
Kembar mayang dibuat pada malam midodareni, yaitu malam sebelum akad nikah, di mana esok paginya pengantin akan melaksanakan ijab kabul atau panggih. Jika kembar mayang sudah jadi saat tengah malam, akan diadakan upacara yang namanya tebusan (ditebus/dimahari).
Rangkaian kembar mayang |
Arti filosofi Kembang Mayang
Filosofi berdasarkan unsur. Beringin merupakan lambang perlindungan (pengayoman), papan atau tempat yang teduh, nyaman. Suami istri nantinya ketika berumah tangga wajib mengusahakan tempat tinggal, papan perlindungan, sehingga kehidupan rumah tangga menjadi ayem tentrem (damai dan tentram).
Janur mengandung filosofi nur, cahaya atau sinar. Agar pasangan pengantin dapat memancarkan sinar kebahagiaan dan tercapainya keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah.
Daun puring menyimbolkan kerukunan, daun andong menyimbolkan suami istri yang saling menghormati. Daun lancur yang menyimbolkan kegigihan suami istri dalam dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup.
Filosofi berdasarkan bentuk. Janur bentuk untiran, keris, pecut maksudnya agar pasangan pengantin dapat menghadapi masalah kehidupan yang berbelit-belit (diuntir-untir).
Janur yang berbentuk belalang memiliki makna agar tidak ada masalah berarti saat membina keluarga. Janur berbentuk payung bermakna saling mengayomi. Janur berbentuk burung melambangkan kesetiaan.
Kelapa hijau dianggap sebagai penangkal racun, dengan harapan kedua mempelai selalu dilindungi dan dijauhi dari hal-hal negatif.
Baca juga : Rewang
Kembar mayang melambangkan bunga pinang yang mekar. Ini berarti menandakan seseorang yang memiliki kehidupan baru di masyarakat.
Kembar mayang merupakan simbol vertikal maupun horisontal. Simbol yang vertikal menunjukkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan simbol yang horisontal menunjukkan hubungan antara manusia dengan sesamanya atau lingkungan sosialnya, juga hubungan antara manusia dengan alam atau lingkungan fisiknya. S
Diletakkan di sebelah kiri sebagai simbol hal yang jujur, suci dan baik. Sedangkan di sebelah kanan sebagai simbol segala hal yang buruk.
Kembang mayang dalam pernikahan Jawa yang berarti saksi pernikahan, penangkal, sekaligus penjaga dari mara bahaya. Sebagai penjaga, kembar mayang memiliki makna menyerap kebaikan dan menolak kejahatan.
Baca juga : seserahan-pernikahan-arti-dan-tradisi
Dalam mitos Jawa, kembar mayang bukanlah hiasan dunia, tetapi merupakan milik para dewa. Kisahnya diambil dari lakon di dunia wayang. Ada 2 pohon abadi di surga yang bernama Dewandaru dan Wijayandaru. Kedua pohon tersebut melambangkan cinta yang abadi. Ketika Punakawan akan menikahkan anaknya (ada yang menceritakan sebagai Arjuno), sebagai syarat, pengantin wanita minta kembar mayang yang hanya milik para dewa. Oleh sebab itu, para kesatria Pandawa meminta kepada dewa untuk meminjamkan kembar mayang demi terlaksananya pernikahan anak dari Punakawan.
Karena kembar mayang merupakan pinjaman dari para dewa, maka benda itu harus dikembalikan. Maka setelah selesai melakukan hajat pernikahan,maka kembar mayang itu akan dikembalikan kepada dewa di kayangan dengan cara menaruh kembar mayang itu di perempatan jalan.
Kembar mayang diletakkan di perrempatan jalan setelah selesai prosesi nikah |
Kembar mayang dibawa oleh pihak mempelai perempuan dalam ritual panggih. Ritual panggih adalah pertemuan pertama mempelai pria dan mempelai wanita setelah ijab kabul.
Kembar mayang dibawa oleh perempuan dan laki-laki yang belum menikah, yang disebut Perawan Sunti dan Joko Kumolo.
Perawan Sunti dan Joko Kumolo mengiringi mempelai menuju pelaminan sambil membawa kembar mayang. Cara membawanya dengan mengangkat kembar mayang setinggi dada.
Di beberapa daerah, kembar mayang dibawa oleh dua perempuan yang sudah menikah.
Kembar mayang dibawa dengan cara digendong dengan selendang sambil berjalan sejajar di depan pengantin perempuan. Kembar mayang kemudian diserahkan kepada sesepuh dengan membaca sebuah kidung.
Perbedaan Kembar Mayang, Kembang Mayang dan Gagar Mayang
Kembar Mayang digunakan dalam pernikahan antara pengantin yang masih lajang atau jaka dan gadis. Dibuat sepasang. Sebagai simbol suka cita pada prosesi pernikahan.
Kembang Mayang digunakan untuk pernikahan antara gadis dan duda.
Gagar Mayang digunakan untuk mengiringi pemakaman perawan (gadis) atau perjaka (bujang) yang meninggal dunia dan belum menikah.
Sumber : berbagai sumber
Baca juga : ngunduh-mantu
Baca juga : Rahasia awet muda
No comments:
Post a Comment