Total Pageviews

Tuesday, January 21, 2025

Adab dan Totokromo Anak, Tanggung Jawab Siapa?

 Adab dan Totokromo Anak,Tanggung Jawab Siapa?, parenting, woman talk, adab, sopan santun, woman power, budaya, pendidikan anak usia dini,

 

Suatu sore, saat mengantarkan anakku TPA, seorang anak datang membawa tumpukan buku, menghampiri ibu ustazah (yang sedang dalam posisi duduk lesehan dengan meja pendek), dia berdiri sambil menyodorkan tumpukan buku itu, kemudian berkata, "Buk, iki bukune wis tak urutke, rasah diwalik." 

Artinya dia bilang, "Bu, ini bukunya sudah aku urutkan, nggak usah dibalik. (mengacu untuk urutan antrian baca buku Iqro'/Ummi).

Aku yang melihat dan mendengar, reflek menutup mulutku yang ternganga...hah... 

Bukan hanya karena bahasa dia yang kasar, tapi juga karena posisi dia yang sambil berdiri, dengan satu tangan dan posisinya yang seolah "menantang" bu ustazahnya... Arogan...

Aku heran... ni anak nggak diajari sopan-santun orang tuanya kah?

Mungkin bagi sebagian orang yang ada di tempat itu (ada beberapa orangtua yang sedang mengantar juga), hal itu dianggap biasa. Tapi bagiku, itu sangat menganggu otakku.

Anakku sendiri, Yui, 6th, setiap TPA selalu aku ingatkan, "ngasih bukunya sambil duduk ya, pake tangan kanan. Kalau sudah selesai baca, salim sama semua Bu ustazah." Duduk anteng waktu nunggu giliran (anak-anak lain, main, lari-larian).

Ada temannya Yua, anak SMP, bilang ke ibuknya..."Kowe ki lho Bu...bla..bla..bla... 

Dalam bahasa Jawa, kata Kowe, kamu, itu kasar jika digunakan untuk orang yang lebih tua. Nggak ada sopannya, nggak hormatnya.

Ada anak yang ditegur orang lain, eh malah dia mukulin ibunya...Aku sama suami sudah saling pandang-pandangan.... Kata ibunya... biarin saja... dia memang biasa gitu... Haduh... tepok jidat saja

****

Menurut aku, orang tua adalah pihak pertama yang harus bertanggung jawab atas pendidikan adab dan sopan-santun anak. Jika sejak kecil, dari rumah anak sudah terbiasa berlaku sopan ke orang tua dan saudaranya, dia juga akan lebih mudah berlaku sopan di luar rumah.

Untuk belajar membaca, kita mungkin masih bisa mengandalkan guru di sekolah, atau guru les. Belajar mengaji, walaupun sebenarnya orang tua juga bisa, kita mungkin lebih memilih mengantar anak untuk belajar mengaji kepada ustad/ustazahnya. Tapi untuk belajar budi pekerti, itu tanggung jawab orang tua yang utama.

Kan di sekolah diajarkan juga. Kalau jaman dulu sih, pendidikan moral. Iya... memang di sekolah juga diajarkan budi pekerti, tapi tetap saja peran orang tua di rumah yang harus diutamakan.

Sering bersliweran di sosmed, video tentang seorang ibu yang meminta kursi seorang laki-laki di pesawat karena anaknya minta duduk di dekat jendela milik laki-laki tersebut. tetapi si laki-laki menolak dan dia berkata bahwa anak ibu itu seharusnya belajar bahwa tidak semua keinginannya bisa didapatkan. "Really...???!!!" kata ibunya.

Banyak orang yang menghujat laki-laki itu karena dianggap tidak berempati, karena tidak mau mengalah kepada anak kecil. Kalau aku justru mendukung laki-laki itu. Pertama memang karena kursi di pesawat memang sudah sesuai dengan manifest penumpang, sudah tercatat pemiliknya, dan kalau si ibu menginginkan anaknya duduk di sebelah cendela, dia harusnya pesan tempat itu jauh-jauh hari. Dan yang kedua memang benar katanya bahwa si anak harus belajar bahwa tidak semua keinginannya akan dia dapatkan. Dia harus belajar bahwa semua di dunia ini ada aturan-aturannya.

Sama ketika ada cerita di sosmed juga, tentang seorang anak yang tiba-tiba menghampiri tas seorang wanita dan menginginkan gantungan kunci yang ada di tas tersebut. Dia merengek-rengek dan ibunya juga ikut tantrum karena si embak nggak mau ngasih gantungan kunci itu. Si ibu menyalahkan si embak karena anaknya jadi tantrum gara-gara menginginkan barang miliknya. Sementara si embak kekeuh nggak mau ngasih karena itu barang kesayangan dia dan dia bilang bahwa kebahagiaan anak ibu bukan tanggung jawab saya.

Buat aku benar sekali si embak itu. Bahwa kita harus mempertahankan barang milik kita, kebahagiaan orang lain bukan tanggung jawab kita. Dan si ibu harusnya juga bisa mendidik anaknya (dan juga dirinya sendiri) bahwa setiap orang harus menghormati hak milik orang lain.

Baca juga : Doa-mendapatkan-jodoh-yang-terbaik

Di atas adalah beberapa contoh, bahwa penting bagi orang tua menjadi sumber ilmu yang pertama dan utama untuk anak-anaknya, terutama untuk adab dan sopan santun. 

Apalagi aku sebagai orang Jawa, walaupun tidak selalu menggunakan bahasa Jawa di rumah untuk anak-anakku, tetapi aku tetap berusaha mengajarkan adab dan sopan santun budaya Jawa untuk anak-anakku.


***

Wednesday, January 8, 2025

Doa Mendapatkan Jodoh yang Terbaik

Doa Mendapatkan Jodoh yang Terbaik, parenting, woaln talk, woman power, empowering,woman empowering,woman support, home sweet home

Dua pacarku yang terdahulu (dengan segala kelebihan dan kekurangannya), maaf yaaa... pelit... ada yang apa-apa dihitung, nota pembelian hadiah dikasihin, satunya jajan bareng, dia cuek saja makan sendiri, sementara aku cuman minum, karena kami bayar sendiri2 dan uangku juga sudah mepet untuk minggu ini... dan perhitungan2 lain yang bikin aku illfeel, geregetan.... Maaf ya mantannnn.... kalian tetap punya kelebihan yang aku kagumi kok.... he..he...

Dari situ aku berfikir... aduh... kalau dia jadi suamiku kelak, aku pasti merana... ha..ha..ha... Masak apa-apa aku harus cari sendiri, padahal sebagai suami seharusnya dia kan jadi provider... ha..ha..ha... Walaupun aku bisa cari uang sendiri, kan tanggung jawab dia menafkahi anak istri kelak... Kalau dia perhitungan, jangan-jangan mau jajan saja aku nggak bisa... 

Serius nih.... Kita, perempuan, kalau mencari suami, jangan yang punya sifat pelit. Kalau suami kita pelit, untuk istrinya saja dia perhitungan, mungkin untuk anak-anaknya dia akan sedikit longgar, tapi bagaimana dengan untuk orang lain. bagaimana kita bisa bersedekah untuk orang lain, atau jika kita ingin membantu orang tua atau keluarga. Kita tahu suami kita bisa membantu, tapi karena dia punya sifat yang pelit, jadi kita kesulitan kalau mau membantu orang lain. Percayalah.... sifat pelit akan membuat kita makan hati....

Terus gimana dong...

Aku berdoa kepada Tuhan... Ya Allah, kalau kelak aku menikah, berikanlah aku suami yang murah hati....

Taa...Daaaaaaa....

Allah mengabulkan permintaanku.... dengan segala kelebihannya....

Suami.... suamiku tercinta ini.... dia benar murah hati... seperti yang kupinta dari Tuhan...

Plus... saking murah hatinya dia... dia bisa memberikan apaaaa sajaaa yang diminta temannya.... 

Awal-awal menikah aku sering terkaget-kaget ... (aku kenal 5 bulan langsung nikah). Aku tanya... barang ini mana...? Sudah aku kasih si A. Barang itu mana...? Tak kasih si B... barang ini kok lama nggak kelihatan... Diminta si C... bla..bla..bla... Hah...hah...hah..?!!!

Bapak mertua sampai beberapa kali bilang ke aku... tolong dijaga suamimu... saking apikannya dia (baik hati) sampai-sampai apa-apa pasti akan dikasih ke orang lain. Mulailah bapak menceritakan deretan barang-barang bagus yang sudah melayang.... he..he...

Tapi aku juga bersyukur kepada Allah... karena aku telah diberikan suami yang sesuai keinginanku dengan segala kelebihannya...dan bonus-bonus dari Allah.

Mungkin karena dia "apikan" sama orang, insyaallah rejeki kami juga adaaaa saja...

Alhamdulillah suami bisa membuatkan aku rumah mewah... (mepet sawah.. he..he..). Rumah yang bahan-bahan bagunannya sebagian besar gratis... ada yang dari bahan-bahan sisa proyek, pemberian dari rekanan-rekanannya dll. Baju-baju yang masih ada labelnya, bahkan ada yang tulisan di labelnya setengan juta lebih dan banyak lagi dikasih temannya yang juragan2 baju. Tas-tas gratis dari teman2nya pemilik pabrik tas. Barang-barang pernak-pernik isi rumah, bahkan handphone, camera dan motor juga tiba-tiba ada di rumah. Gratis... Karena tinggal dikampung di pinggir sawah, telo, beras, sayuran dan buah-buahan juga sering sampai di rumah .... gratis. Tiket ke hotel gratis...jalan-jalan gratis...makan-makan gratis.... Alhamdulillah...

Orang pikir kami "sugih" apa-apa punya... Alhamdulillah.... banyak barang yang ada di rumah ini kami nggak perlu beli... gratis... dikasih orang-orang...

 

Baca juga : adab-dan-totokromo-anak-tanggung-jawab siapa?

 

Kesimpulannya apa...?

Berdoalah kepada Tuhan dengan detail...  Minta suami yang good looking, setia, baik, penyabar, penyayang, murah rejekinya, manjain kamu, apa-apa ngasih...provider yang mumpuni... bla...bla..bla... 

Seandainya kamu lupa berdoa dengan detail... maka percayalah bahwa Allah akan memberikan yang lebih-lebih dari bayanganmu...

(ini diluar tema suami yang sholeh ya... kalau itu sudah pasti... berdoa punya suami yang bisa jadi imam yang terbaik di rumah).


Doa Mendapatkan Jodoh yang Terbaik, parenting, woaln talk, woman power, empowering,woman empowering,woman support, home sweet home


Baca juga : umpulan-kata-kata-mutiara-untuk-hari guru

 

Berikut beberapa doa yang bisa dibaca untuk mendapatkan jodoh yang baik:
  • Robbi hablii milladunka zaujan thoyyiban
    Artinya, "Ya Robb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat".
  • Allahumma fa'tah li hikmataka wa anshur 'alayya min khuzaini rahmatika ya arhamar rahimin
    Artinya, "Ya Allah bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Pengasih dan Penyayang".
     
  • Rabbana hab lana min azwajina wa zurriyatina qurrota a'yun
    Artinya, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati maupun penyejuk hati". 
     
  • Surat Al-Qasas ayat 24
    Artinya, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku".