How do you cope your lost
Setiap orang mempunyai pengalaman tentang kehilangan sesuatu yang dicintainya. Seperti halnya kisah yang akan saya bagikan ini.
Setelah anak pertama saya, Ranka, berumur 3 tahun, kami memutuskan untuk memiliki anak ke dua. Kenapa kami menunggu dia berumur tiga tahun, karena agar saat adiknya nanti lahir, dia akan berumur empat tahun, waktu yang tepat agar saat masa sekolah nanti tidak bersamaan waktu masuk sekolah (jika selisih tiga tahun, maka jika si kakak masuk SMA akan bersamaan waktunya dengan si adik yang masuk SMP, memperhitungkan biaya dobel gitu…). Selain itu juga agar jaraknya tidak terlalu jauh agar mereka bisa bermain bersama.
Akhirnya saya hamil anak ke dua. Awalnya normal-normal saja. Saat kehamilan berjalan bulan ke tiga, saya mengalami pendarahan yang terus menerus. Tidak sakit, hanya seperti sedang mendapat datang bulan seperti biasa, tapi berlangsung selama sebulan. Selama itu saya tetap berkegiatan seperti biasa. Sampai akhirnya saya memeriksakan ke bidan dirujuk untuk menjalani USG di klinik, tapi saya tidak ke klinik.
Saya dan suami tinggal di Kasongan setelah menikah. Setiap hari minggu saya biasa berkunjung ke rumah ibu di Imogiri. Hari itu, Minggu pagi, sebelum berangkat saya menyempatkan diri mengepel lantai rumah. Selama mengepel, darah banyak menetes di lantai, tapi langsung saya hapus, suami tidak tahu hal itu. Kemudian berangkat bersama suami ke Imogiri seperti biasa, seperti tidak terjadi apa-apa.
Siang hari saya merasa perut mulas-mulas, saya langsung masuk ke kamar mandi, di situlah tiba-tiba segumpal daging keluar, sebesar kedua belah telapak tangan saya. Setelah berunding dengan ibu, akhirnya bakal janin tersebut dimakamkan di sebelah makam kakek. Meskipun tidak jelas wujud bayi dan jenis kelaminnya, bakal janin itu kami beri nama Abimanyu. Selama kakak dan suami di makam, Saya menyikat kamar mandi. Setelah itu kami meneruskan kegiatan seperti biasa seperti tidak ada sesuatu yang serius yang telah terjadi. Hari itu ada seorang teman yang datang dan kami masak-masak bersama.
Malam hari kami pulang ke rumah, saat menjelang tidur, barulah aku menangis atas kehilanganku.
Dua bulan berselang aku hamil kembali. Kemudian lahir anak ke dua, Yua. Aku hampir tidak pernah memikirkan kehilanganku sebelumnya. Delapan tahun kemudian lahir kembali anakku yang ketiga, Yui.
Beberapa bulan setelah Yui lahir, berkata seorang teman suami, kami kenal belum lama, dia punya kelebihan untuk “mengetahui” sesuatu. Dia bilang,”njenengan (anda) punya anak yang sudah meninggal ya….waktu masih di perut. Pada kedatangan berikutnya dia bilang, anak njenengan laki-laki mas.
Kedatangan orang itu sebenarnya membawa titik terang bagi kami. Dulu kami memberi nama abimanyu karena keyakinan kami dia laki-laki, walaupun kadang masih ragu-ragu juga. Setelah diberitahu demikian, barulah kami merasa lega, tidak ragu-ragu lagi.
Hanya saja, sejak saat itu, aku jadi sering teringat anakku tersebut. Rasanya seperti tersayat-sayat di hati saat mengingatnya. Perih. Seperti ada ruang hampa di hati.
Tapi aku tetap bersyukur atas hadirnya anak-anakku yang lain. Kalaupun anakku yang kedua lahir, mungkin akan lain cerita pada anak-anak yang lain. Aku yakin bahwa diambilnya anak keduaku, akan memberi jalan untuk adik-adiknya yang lain. Dan dengan hadirnya Yua dan Yui, memang seperti itulah ketentuan dari Tuhan. Yua dan Yui memang harus ada, harus terlahir dari rahimku, harus menjadi bagian dariku. Seperti itulah jalan cerita yang harus terjadi. Dengan jalan seperti itulah takdir Tuhan untukku dan anak-anakku.
Dengan meyakini hal itu. Hatiku menjadi lapang, ikhlas. Jika ada yang bilang, anaknya perempuan semua, nggak mau nambah laki-laki po… Aku akan bilang, anak laki-laki atau perempuan itu terserah Tuhan, itu murni pemberian Tuhan. Alhamdulillah aku sudah punya anak laki-laki. Sampai sekarang aku tetap menganggap aku memilikinya. Dan memang aku memilikinya. Dan aku bahagia memilikinya. Aku merasa itu adalah anugerah Allah yang akan diberikan lagi padaku pada suatu masa nanti….
Dalam setiap doaku, aku selalu menyelipkan doa untuknya.
Ya Allah….
Sempurnakanlah Abimanyu
Tempatkanlah dia di surga-Mu
Tempatkanlah dia bersama Nabi Ibrahim dan anak-anak yang lainnya di surga-Mu
Jadikanlah di penerang kurbur kami, orangtua dan saudara-saudaranya
Jadikanlah dia pembuka pintu surga kami
Maafkanlah semua kesalahan-kesalahanku atas dirinya.
Aamiin…
Ya Allah….
Aku kirimkan Alfatihah, untuk diriku, suamiku, anak-anakku (4 orang) dan orang tua-orang tua kami (sebut semua nama). Semoga bisa menyejukkan jiwa-jiwa kami ya Allah. Aamiin…
Rumah kami banyak orang yang sering datang dan menginap. Dari orang-orang tersebut ada beberapa yang bilang, di kamar atas ada anak kecil, laki-laki, bagus, bersih, baik…. Kami hanya tersenyum… alhamdulillah…
Cek juga tutorial menghias tumpeng : https://youtu.be/8YAUsn770A8
Baca juga : Buket Wisuda
Baca juga : Buket Uang
Baca juga : contoh-berbagai-macam-mahar-pernikahan
Baca juga : Contoh seserahan/mahar part 1
===========================================
Cek ig saya yang berisi tentang buket dan craft yang lainnya : Gabah Craft & Creative
Youtube Tutorial Craft : Syua Mada Craft & Creative
Youtube tentang perjalanan, budaya dan wisata : Syua Mada
Youtube tentang lirik lagu barat : Syua Mada Lirik
No comments:
Post a Comment