Total Pageviews

Monday, June 28, 2021

Seserahan Pernikahan, Arti dan Tradisi

 
Jawa,pernikahan,resepsi,pernikahan tradisional,Budaya,mahar,seserahan,seserahan nikah,

 

Setiap daerah tentunya mempunyai adat dan kebiasaan tersendiri dalam melangsungkan upacara pernikahan. Ada yang menggunakan tata cara modern, tradisional atau bahkan menggabungkan antara keduanya. Dalam upacara tradisional pun bila masing-masing calon mempelai berasal dari daerah yang berbeda, kadang-kadang mereka akan menggabungkan kedua budaya daerah mereka menjadi satu, atau bahkan memakai kedua adat secara bergantian.

 

Menurut tradisi Jawa yang penuh filosofi, ada urutan-urutan yang harus dijalani pasangan calon pengantin dan keluarga dalam pelaksanaan prosesi pernikahan, yaitu : 1. Nontoni (melihat), 2. Petung (perhitungan), 3. Nakokke/nembung/nglamar (lamaran) dilanjutkan paningsetan (ikatan/tunangan), 4. Pasang tarub, 5. Srah-srahan (seserahan), 6. Siraman, 7. Midodareni (malam sebelum akad nikah), 8. Ijab Kabul (akad, prosesi dan resepsi), 9. Tilik Besan (ngunduh mantu), 10. Sepasaran/tilikan (sepasar=lima hari, kedua mempelai berkunjung ke sanak saudara yang lebih tua), 11. Selapanan (selapan=35 hari, mempelai pria memboyong istrinya dari rumah orangtua ke rumah sendiri).

 

Di sini saya hanya akan membicarakan tentang salah satu bagian dari upacara pernikahan, yaitu seserahan, menurut tradisi Jawa.

 

Menurut tradisi, calon mempelai pria biasanya membawakan barang-barang untuk mempelai wanita. Barang-barang itu biasa disebut seserahan. Berbeda dengan mahar ya… mahar adalah salah satu syarat untuk menikah, masuk ke dalam syarat sahnya nikah, dicatat di buku nikah ya…. Paningset berupa sepasang cincin sebagai tanda pengikat antara kedua mempelai, bisa diberikan pada saat lamaran. Pasok tukon adalah uang tunai yang diberikan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan sebagai penunjang biaya pernikahan, sedangkan seserahan adalah pemberian dari pihak laki-laki kepada kepada calon mempelai wanita berupa barang-barang kebutuhan pribadi wanita sebagai hadiah sekaligus simbol bahwa calon mempelai pria sudah mampu memberikan nafkah kepada calon mempelai wanita, juga sebagai ungkapan rasa syukur, doa dan harapan kepada calon mempelai berdua dalam menjalani kehidupan yang baru.

 

Baca juga : Kirab Siwur 1 Suro, Imogiri

 

Paningset, pasok tukon dan seserahan bisa diberikan pada saat acara lamaran sekaligus pada malam hari sebelum akad, biasanya juga disertai pengajian. Bisa juga seserahan dan mahar dibawa pada saat ijab kabul atau resepsi.

 

Jawa,pernikahan,resepsi,pernikahan tradisional,Budaya,mahar,seserahan,seserahan nikah,
Mahar

 

Seserahan itu sendiri ada beberapa macam barang yang masing-masing barang mempunyai arti.

 

Adapun macam dan arti dari seserahan dalam tradisi Jawa yaitu:

 

1. Suruh ayu dan pisang ayu

Suruh ayu terdiri dari buah jambe dan kapur sirih (Buah jambe atau buah pinang yang pohonnya biasa untuk lomba panjat pinang itu lho…). Kapur sirih dan jambe sebagai lambang supaya pernikahan bisa langgeng, bertahan lama. Pisang ayu yaitu pisang raja, menjadi lambang kesuburan, diharapkan kedua mempelai menjadi pasangan yang subur yang bisa mendapatkan banyak keturunan yang baik. Suruh ayu dan pisang ayu juga sebagai simbol setyo rahayu, harapan dan doa atas keselamatan kedua mempelai dalam menempuh hidup baru.

 

2. Jeruk Gulung (jeruk bali)

Jeruk gulung sebagai simbol dari tekat bulat, tekat bulat dari kedua mempelai bahwa mereka akan mengarungi hidup berumah tangga bersama.

 

3. Cengkir gading (kelapa muda, kelapa gading)

Cengkir, kencenging pikir. Pikiran yang mantap dari kedua mempelai dalam memulai hidup baru.

 

4. Tebu wulung (pohon tebu yang berwarna hitam)

Tebu, antebing kalbu, kemantapan hati kedua mempelai untuk bersama-sama berumah tangga.

 

5. Jarik, kain batik.

Kain batik melambangkan cita-cita luhur. Kain batik sidomukti melambangkan tercapainya hidup senang. Kain batik sidomulyo melambangkan tercapainya hidup dihormati. Kain truntum sebagai lambang sandang.

 

6. Kain Stagen putih.

Kain stagen adalah kain panjang, lebarnya kira-kira hanya satu jengkal, dengan panjang bisa mulai dari 3 meter atau lebih panjang lagi. Kain stagen dipakai sebagai sabuk (ikat pinggang) yang dipakai di atas kain jarik pada saat memakai pakaian adat jawa. Kain stagen sebagai simbol kekuatan tekat dan niat pasangan suami istri dalam mengarungi kehidupan rumah tangga nantinya, agar tidak mudah goyah dalam menghadapi cobaan dan rintangan dalam rumah tangga.

 

7. Seikat padi, lambang pangan. Agar kehidupan mempelai nanti tercukupi kebutuhan pangannya.

 

8. Bunga

Bunga yang dipakai di sini bukan sembarang bunga, bunga yang dipakai adalah bunga kenanga dan melati. Bunga ditempatkan dalam wadah dalam jumlah ganjil. Bunga yang wangi melambangkan bahwa calon mempelai akan menjalani kehidupan pernikahan yang indah dan bahagia.

 

9. Jajan Pasar.

Jajan pasar adalah jajanan makanan tradisional yang biasanya terbuat dari beras ketan yang sifatnya lengket, misalnya jadah, wajik dan madu mongso. Jadah rasanya gurih dan wajik rasanya manis. Ini sebagai simbol dan harapan agar kehidupan rumah tangga mereka nantinya akan senantiasa lengket, selalu bersama mengarungi rumah tangga dengan rasa yang gurih dan manis.

 

10. Buah-buahan

Berbagai macam buah-buahan yang menyimbolkan harapan agar kehidupan cinta kasih suami istri yang selalu segar dan manis, dan juga membawa manfaat untuk orang-orang di sekitarnya.

 

11. Hasil Bumi dan ternak

Hasil bumi biasanya berupa beras, sayur-sayuran, kelapa, umbi-umbian dan ternak (bisa sepasang ayam) sebagai simbol kemakmuran. Diharapkan kehidupan rumah tangga mereka nanti selalu dilimpahi dengan kemakmuran.

Baca juga :  contoh-berbagai-macam-seserahanhantaran

12. Perhiasan

Biasanya perhiasan yang diberikan terbuat dari emas atau permata. Emas dan permata adalah material yang berkilau, kuat, tahan lama, tidak mudah pudar dimakan waktu. Dengan adanya perhiasan emas atau permata, diharapkan mempelai wanita bisa bersinar dan berkilau sepanjang hidupnya. Memberi arti bagi kehidupan berumah tangga kelak.

 

Barang-barang di atas adalah seserahan yang biasa di berikan kepada mempelai wanita sesuai dengan adat Jawa pada jaman dahulu.

 

Seiring dengan perkembangan jaman, dengan alasan kepraktisan serta manfaat, saat ini ada beberapa macam dari seserahan tersebut (kain stagen, suruh ayu, bunga, jajan pasar, atau hasil bumi dan yang lainnya) yang tidak disertakan dalam prosesi seserahan.

 

Saat ini barang-barang yang diberikan lebih mengutamakan fungsi, manfaat dan kepraktisan.

 

 Baca juga : Rahasia awet muda

 

Barang-barang tersebut di antaranya :

 

1. Seperangkat alat sholat (alat ibadah)

Seperangkat alat sholat biasanya dijadikan sebagai mahar, bisa juga dimasukkan ke dalam bagian seserahan. Seperangkat alat sholat mengandung arti sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Diharapkan mempelai pria kelak akan menjadi imam yang akan memimpin mempelai wanita untuk bisa sama-sama beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan, menjadikan agama sebagai tumpuan dalam menjalani bahtera perkawinan.

 

Jawa,pernikahan,resepsi,pernikahan tradisional,Budaya,mahar,seserahan,seserahan nikah,
Seperangkat alat sholat, bisa untuk mahar, bisa juga untuk seserahan

2. Perhiasan

Makna dari perhiasan sama dengan yang di atas, sebagai lambang harapan bersinarnya mempelai wanita. Perhiasan selain untuk seserahan, sering juga dipakai sebagai mahar.

 

3. Pakaian

Di masyarakat Jawa pada jaman dahulu pakaian yang diberikan berupa kebaya dan kain jarik. Pada saat ini pakaian bisa menyesuaikan dengan keinginan mempelai. Bisa baju, gamis, atau pakaian dalam. Pakaian memiliki simbol bahwa diharapkan mempelai wanita kelak bisa menutup kekurangan-kekurangan dari diri sendiri dan pasangan, bisa menjaga agar rahasia rumah tangga dapat disimpan dengan baik, agar rumah tangga tetap tenteram dan damai. 

 

Jawa,pernikahan,resepsi,pernikahan tradisional,Budaya,mahar,seserahan,seserahan nikah,

 

 

Jawa,pernikahan,resepsi,pernikahan tradisional,Budaya,mahar,seserahan,seserahan nikah,

4. Peralatan Mandi

Diharapkan setelah menikah nanti mempelai wanita bisa menjaga kebersihan diri dan keluarga agar tercipta keluarga yang sehat sejahtera.

 

Jawa,pernikahan,resepsi,pernikahan tradisional,Budaya,mahar,seserahan,seserahan nikah,

 

5. Peralatan kosmetik.

Peralatan kosmetik merupakan simbol pria bersedia bertanggung jawab untuk bisa memenuhi kebutuhan berdandan istri. Agar mempelai wanita bisa menjaga penampilan untuk selalu indah dipandang suami.

 

Jawa,pernikahan,resepsi,pernikahan tradisional,Budaya,mahar,seserahan,seserahan nikah,

 

6. Alas Kaki

Alas kaki biasanya berupa sepatu. Alas kaki merupakan simbol agar pasangan bisa berjalan bersama beriringan, bisa menjalani kehidupan bersama dengan mantap.

 

7. Tas

Sebagai simbol bahwa suami mampu menafkahi istri, mampu memenuhi kebutuhan istri.

 

Jawa,pernikahan,resepsi,pernikahan tradisional,Budaya,mahar,seserahan,seserahan nikah,
Sepatu dan tas biasanya dijadikan satu wadah

Selain dari barang-barang tersebut di atas, daftar barang bisa disesuaikan dengan kemampuan pihak mempelai pria. Bisa juga disesuaikan dengan keinginan mempelai wanita agar barang-barang tersebut bisa benar-benar dimanfaatkan dan digunakan. Macam dan jumlahnya bisa sesuai dengan kesepakatan bersama. Biasanya seserahan tersebut berjumlah ganjil. 

 

Jawa,pernikahan,resepsi,pernikahan tradisional,Budaya,mahar,seserahan,seserahan nikah,
Sprei dan selimut sebagai pilihan tambahan

 

 

Demikian berbagai macam isi seserahan dengan berbagai macam arti dan maknanya. Semoga bisa menambah wawasan kita ya…

 

BTW… saya juga menerima jasa pembuatan hantaran pernikahan lho… Suami yang membuat dekorasi pernikahannya. Biasanya kami membuat dekorasi pernikahan bertema natural, etnik, outdoor garden party.  

 

Baca juga Kembar Mayang

Baca juga : Contoh seserahan/hantaran part 1

 

==============================================

Cek juga tutorial menghias tumpeng : https://youtu.be/8YAUsn770A8

Baca juga : Buket Wisuda

Baca juga : Buket Uang  

Baca juga : contoh-berbagai-macam-mahar-pernikahan

Baca juga : Contoh seserahan/mahar part 1

 

===========================================

Cek ig saya yang berisi tentang buket dan craft yang lainnya : Gabah Craft & Creative

Youtube Tutorial Craft Syua Mada Craft & Creative

Youtube tentang perjalanan, budaya dan wisata : Syua Mada

Youtube tentang lirik lagu barat : Syua Mada Lirik

 

Thursday, June 3, 2021

RESIKO MELAHIRKAN DI USIA 40 TAHUN


Wellcome to the new world "Yui"

Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri saat melahirkan anak ke tiga di saat usia saya (hampir) 40 tahun. Mungkin akan berbeda dengan apa yang dialami orang lain atau menurut ilmu kedokteran.

 

Saat hamil anak ke tiga, usia saya saat itu 38thn, melahirkan umur 39thn 1 bulan. Tapi saya selalu mengatakan bahwa usia saya 40thn, berkenaan dengan resiko kehamilan. Kedua anak saya saat itu berumur 12 dan 8thn, jadi jarak kelahiran dengan anak ke dua dan ketiga 8 tahun.

 

Tulisan tentang kehamilan saya sebelumnya juga sudah ada dengan judul, “Hypnobirthing, Terapi Sendiri untuk Mengurangi Rasa Sakit Saat Melahirkan.

 

Saat merencanakan kehamilan yang ketiga, saya menyadari resiko-resiko yang akan saya hadapi.

Tapi berpedoman dengan kehamilan-kehamilan dan proses melahirkan yang sebelumnya yang terbilang cepat, lancar, mudah dan tidak (terlalu) sakit, maka saya meyakini bahwa kehamilan saya yang ketiga ini juga akan mudah.

 

Resiko-resiko yang saya hadapi selama hamil dan melahirkan yaitu :

 

1. Merasa sedikit khawatir untuk resiko-resiko yang mungkin terjadi.

Walaupun pada kehamilan ini saya juga menerapkan terapi hypnobirthing, tetapi merasa khawatir itu pasti akan tetap ada. Merasa khawatir karena badan sudah tidak se”fit” seperti dulu pada usia 20an, sehingga mungkin tidak akan selancar sebelumnya.

 

Saya mengatasi rasa khawatir tersebut dengan tetap menerapkan hypnobirthing, mensugesti diri sendiri bahwa saya mampu dan semua pasti akan berjalan dengan lancar. Saya juga sharing ke ibu-ibu hamil yang lain pada saat mengikuti kelas ibu-ibu hamil (biasa diadakan oleh pihak puskesmas setempat). Saling memberi support dan berbagi pengalaman tentang kehamilan dan melahirkan.

 

Selain itu saya lebih intens mendidik anak-anak di rumah, memberi wejangan-wejangan terutama soal kemandirian. Resiko meninggal saat melahirkan pasti ada, saya sadar betul dengan hal itu, walaupun kita juga harus tetap optimis. Saya sering menyelipkan pesan, “nanti kalau pas mamah nggak ada, ya… mungkin baru ke pasar atau baru jalan-jalan… kalian harus terbiasa bla..bla…bla… mulai dari rajin belajar, rajin beres-beres rumah, saling membantu saudara, saling mendukung, beribadah dll.

 

2. Badan menjadi lebih cepat lelah dan kurangnya nutrisi

Walaupun hamil, saya tetap melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa. Kegiatan saya selain mengurus rumah tangga, juga membantu bisnis suami di bidang handicraft. Saya mengurus management bisnis dan juga memasak, menyiapkan makan siang untuk beberapa tenaga kerja.

 

Walaupun setiap hari saya menyiapkan masakan untuk banyak orang, sayangnya saya sendiri justru kurang asupan makannya. Saya merasa sudah kenyang duluan saat mencium aroma masakan sendiri. Untuk kehamilan saya sebelumnya saya mengkonsumsi banyak susu ibu hamil, saat ini tidak.

 

Faktor umur ditambah nutrisi yang kurang tentu saja membuat stamina lebih cepat turun. Tekanan darah cenderung rendah dan cepat lelah. Saya mengatasinya dengan selalu menyempatkan diri untuk selalu tidur siang untuk menjaga stamina.

 

Baca juga : Rahasia awet muda

 

3. Proses melahirkan yang lebih beresiko

Untuk sebagian ibu-ibu yang melahirkan di usia 40up, tentu saja resiko yang mungkin terjadi akan lebih besar. Misalnya tekanan darah yang cenderung lebih tinggi, lebih cepat lelah.

Untungnya selama proses saya melahirkan terbilang lancar. Malamnya saya mulai merasakan konstraksi, bukan sakit atau mulas-mulas, saya hanya merasakan bayi yang lebih aktif bergerak sepanjang malam.

Setelah subuh saya diantar suami ke puskesmas, jam 6 bayi lahir, jam 8 pindah ruang perawatan, setelah itu saya sudah bisa duduk, berjalan-jalan dan mandi sendiri. Alhamdulillah.

 


4. Resiko paska melahirkan.

Proses melahirkan yang mengeluarkan banyak darah dan juga masa nifas setelahnya jelas membuat ibu kehilangan banyak darah. Badan lemah dan berkunang-kunang mungkin banyak dialami ibu-ibu paska melahirkan. Biasanya dari dokter akan diberikan vitamin dan nutrisi tambahan.  

 hamil,hamil 40th,kesehatan ibu dan bayi,resiko hamil umur 40+,hamil usia tua,resiko hamil,

 

Beberapa hari setelah melahirkan, saya mulai mengalami kerontokan rambut. Hal itu wajar dialami untuk wanita paska melahirkan. Saya mengatasinya dengan memotong pendek rambut saya (sebelum melahirkan). Hal tersebut selain untuk mempermudah perawatan, rambut yang pendek tidak akan terlalu kelihatan tipis, dan juga tidak mengganggu pada saat proses menyusui. Sesekali saya juga memakai masker rambut dengan bahan kuning telur atau lidah buaya.

 

Berkurangnya daya lihat. Sebelum hamil, kemampuan penglihatan saya masih sangat normal, malah masih lebih baik jika dibandingkan dengan yang seumuran saya. Setelah melahirkan terasa sekali bedanya, terutama saat membaca, jaraknya harus agak dijauhkan agar bisa terbaca.

 

Proses kehamilan memerlukan banyak kalsium juga. Jika asupan kalsium kurang, janin akan mengambil kalsium dari ibu. Itu setahu saya ya… mohon dikoreksi kalau salah… Kurangnya kalsium pada diri saya berdampak pada gigi saya, gigi geraham depan saya patah beberapa minggu setelah melahirkan, ada gigi seri bawah juga yang menjadi goyah. Tapi untunglah hal itu tidak mengganggu fungsi atau penampilannya.  

 

Alhamdulillah, saya selama proses hamil dan melahirkan berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada hambatan yang berat. Saya juga bisa menyusui, walaupun produksi susu saya tidak banyak. Tapi justru di bayi ketiga ini saya bisa menyusui full, setelah dua bayi sebelumnya hanya beberapa bulan saja bisa keluar ASI.

 

Buat saya kuncinya : tetap optimis, tetap aktif berkegiatan, tetap berolah raga sesuai kemampuan (sama seperti sebelum hamil), tetap menjaga kebersihan (rajin mandi), mengetahui kebutuhan badan sendiri, berdoa banyak-banyak untuk imunitas spiritual….   

 

**************

 

Resiko wanita melahirkan di usia 40 tahun pada umumnya:

1. Diabetes

2. Tekanan darah tinggi

3. Preeklamsia

4. Resiko keguguran

5. Bayi lahir prematur

6. Anomali kromosom (down syndrom)

 

Resiko tersebut menjadi lebih tinggi jika calon ibu akan hamil anak untuk yang pertama kalinya.

 

Monggo bagi ibu-ibu di usia 40an, jika merencanakan kehamilan tidak usah khawatir, yang penting jaga kesehatan badan ibu dulu. Ibu sehat inshaa allah bayi juga sehat.

 

==============================================

Cek juga tutorial menghias tumpeng : https://youtu.be/8YAUsn770A8

Baca juga : Buket Wisuda

Baca juga : Buket Uang  

Baca juga : contoh-berbagai-macam-mahar-pernikahan

Baca juga : Contoh seserahan/mahar part 1

 

===========================================

Cek ig saya yang berisi tentang buket dan craft yang lainnya : Gabah Craft & Creative

Youtube Tutorial Craft Syua Mada Craft & Creative

Youtube tentang perjalanan, budaya dan wisata : Syua Mada

Youtube tentang lirik lagu barat : Syua Mada Lirik