Total Pageviews

Friday, August 27, 2021

Pernikahan Adat Jawa Tata Cara, Prosesi Sebelum, Saat dan Sesudah

 

 


Pernikahan merupakan suatu prosesi yang sangat sakral. Terutama di Jawa, di mana di setiap prosesnya mempunyai makna dan filosofi yang sangat mendalam. Pernikahan bukan hanya menjadi urusan kedua calon mempelai, tapi juga melibatkan orang tua kedua belah pihak dan juga sanak saudaranya.

 

Dalam tradisi Jawa, ada alur-alur yang biasa dijalani oleh pasangan yang akan menikah.

   

1. Nontoni

Nontoni, nonton, melihat. Kalau dalam ajaran agama Islam, bagian ini sama dengan ta’aruf. Nontoni di sini artinya di mana calon pengantin pria melihat calon pengantin wanitanya. Pada jaman dahulu, calon pengantin pria, biasanya bersama orang tua atau keluarga yang mewakilinya, bertamu di rumah keluarga calon mempelai wanita. Di sana si wanita akan keluar membawakan minuman untuk tamunya. Pada sat itu orang tua mempelai wanita akan memperkenalkan bahwa dia adalah calon yang dimaksud.

 

2. Petung

Petung, perhitungan. Di dalam tradisi Jawa, pasangan yang akan menikah akan dihitung peruntungannya berdasarkan nama, hari lahir dan neptu. Perhitungan ini menggunakan dasar primbon. Perhitungan nama dengan menggunakan gabungan huruf awal nama calon pasangan dengan berdasarkan huruf Jawa, ha-na-ca-ra-ka. Perhitungan hari dan neptu berarti memperhitungkan hari lahir kedua pasangan dan neptunya. Neptu adalah nama hari pasaran Jawa, yaitu pon, wage, kliwon, legi, pahing. Dasar perhitungan yang lain yaitu arah rumah tinggal. Arah rumah mempelai laki-laki terhadap mempelai wanita.

Semua perhitungan ini pada dasarnya untuk memperhitungkan kecocokan watak dari kedua calon pengantin.

Di sini juga diperhitungkan bobot, bibit, bebet dari keduanya. Bobot yaitu kualitas pribadi dari calon mempelai, misalnya fisiknya, keimanan, pendidikan, pekerjaan dan kepribadian. Bibit yaitu dari mana dia berasal, orang tuanua. Asal usul dan cara mendidik orangtuanya akan sangat berpengaruh terhadap pribadi sang anak. Bebet yaitu bebetan, cara berpakaian. Di sini maksudnya status sosial. Cara berpakaian dan cara hidup seseorang akan mencerminkan status sosial orang tersebut.

 

 Baca juga : Kirab Siwur 1 Suro, Imogiri

 

Dalam ajaran Islam, tahap ini serupa dengan memperhitungkan bahwa calon mempelai sebaiknya sekufu. Hal itu bisa dilihat dari hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Hal ini dengan tujuan agar pasangan bisa seimbang, tidak njomplang setelah menikah.

 

3. Nembung

Nembung, nglamar, melamar. Pihak keluarga laki-laki atau utusannya mendatangi pihak keluarga perempuan untuk melamar anak perempuannya. Pihak perempuan bisa menjawab langsung atau boleh juga memberi jawaban dengan tenggang waktu sesuai dengan kesepakatan.

 

4. Paringsetan

Paningsetan atau pengikatan atau tunangan. Apabila lamaran diterima, prosesi selanjutnya yaitu prosesi paningsetan, yaitu pengikatan antara calon mempelai pria dan wanita. Dalam prosesi ini calon pasangan saling menukar cincin sebagai simbol ikatan. Pada prosesi ini biasanya juga ditentukan tanggal pelaksanaan pernikahan.

 

5. Pasang Tarub

Tarub, ditoto ben ketok murub, di tata agar kelihatan menyala. Sebagai simbol agar kehidupan berkeluarga nanti terus murub/menyala. Terus saling mencintai dan menyayangi. Dua atau tiga hari sebelum pelaksanaan pernikahan, rumah keluarga pria dan wanita dipasang tarub, sebagai tanda akan diadakannya acara ewuh mantu, persiapan akan dilangsungkannya sebuah hajat mantu. Tarub yaitu hiasan-hiasan dari janur kuning, daun-daunan, tebu dan daunnya, pisang raja beserta pohonnya, cengkir gading (kelapa gading) dan yang lain-lainnya, sesuai dengan tatacara yang sudah ada.

  

6. Srah-srahan

Srah-srahan, seserahan. Pihak keluarga pengantin pria memberikan barang-barang kepada mempelai wanita sebagai hadiah. Seserahan merupakan simbol pengharapan terhadap Tuhan akan kehidupan yang lebih baik. Seserahan biasanya berupa seperangkat pakaian, bahan-bahan makanan, uang dll. (Jenis dan artinya ada di pembahasan seserahan pada tulisan sebelumnya, @iwitijirahayu.blogspot.com/2021/06/seserahan-pernikahan-arti-dan-tradisi.html).

 

7. Siraman

Siraman, siram, mandi. Yaitu membersihkan diri jasmani dan rohani, pada malam hari sebelum dilangsungkannya ijab kabul. Siraman dilakukan oleh orangtua, kakek, nenek dan kerabat yang semua berjumlah tujuh orang. Tujuh dalam bahasa Jawa pitu, maknanya pitulungan, pertolongan. Semoga kedua calon mempelai akan mendapatkan pertolongan dari Tuhan untuk kelancaran kehidupan berumah tangga nanti. Setelah selesai acara siraman, akan dilanjutkan dengan prosesi “dodol dawet.” Ibu mempelai wanita menjual dawet dengan didampingi sang ayah dengan membawa payung. Ibu menjual dawet dengan menggunakan mata uang dari kreweng (pecahan genting, gerabah). Semakin banyak kreweng yang terkumpul, diharapkan akan semakin banyak doa dan rejeki yang mereka dapatkan.  

 

8. Midodareni

Calon mempelai wanita didandani cantik bak bidadari. Keluarga mengadakan doa bersama agar ijab kabul esok hari bisa berjalan lancar. Orangtua memberi suapan terakhir (dulangan pungkasan) sebagai lambang orangtua memberi nafkah terakhir kepada putrinya sebelum menikah. Dalam Islam, biasanya malam ini diadakan pengajian dan doa bersama dengan mengundang kerabat dan tetangga sekitar.

 

9. Ijab Kabul

Ijab kabul, akad nikah, ikrar, pengesahan pernikahan pria dan wanita untuk menjadi pasangan suami istri yang sah. Ijab kabul yang dilakukan oleh pengantin pria, penghulu, wali dan saksi. Dalam tradisi keraton, pada saat prosesi ijab kabul, mempelai pengantin wanita berada di ruangan yang terpisah dari tempat prosesi.

 

Setelah ijab kabul selesai,prosesi selanjutnya yaitu panggih. Panggih, bertemu. Dipertemukannya pasangan pengantin pria dan wanita. Keluarga pengantin pria membawa sanggan tebusan yang akan diberikan kepada keluarga mempelai wanita sebagai simbol ditebusnya pengantin wanita untuk pengantin pria.

 

Prosesi selanjutnya yaitu, balang gantal (melempar daun sirih). mempelai pria melempar daun sirih ke arah kening mempelai wanita sebagai simbol agar si istri memakai akal/nalarnya saat memecahkan masalah dalam keluarga. Sedangkan mempelai wanita melempar daun sirih ke arah dada mempelai pria sebagai simbol agar suami memakai hatinya dalam mengambil kebijakan dalam keluarga.

 

Mecah wiji dadi (memecahkan telur), mempelai pria menginjak telur sebagai simbol memecahkan penalaran dan permohonan agar diberikan keturunan.

 

Mijiki, mempelai wanita mencuci kaki mempelai pria sebagai simbol pengabdian istri terhadap suami, kemudian mempelai pria membimbing mempelai wanita untuk berdiri sebagai simbol bahwa suami membimbing istrinya dalam kehidupan berumahtangga dan mereka akan bersama-sama dalam menjalani kehidupan pernikahan.

 

Sawur kembang (tabur bunga), mempelai disawuri, ditaburi bunga, sebagai simbol agar mempelai memperoleh kebahagiaan dalam pernikahan mereka.

 

Sinduran, ibu mempelai wanita menyelimuti kedua mempelai dengan kain sindur dan membimbing mereka ke pelaminan. Kain sindur berwarna merah putih, sebagai simbol ibu membimbing anak dan menantunya agar bisa menjalani pernikahan dengan baik, tegar dan pantang menyerah dalam menghadapi persoalan rumah tangga.

 

Timbang bobot, ayah mempelai wanita duduk di pelaminan, kedua pengantin duduk di paha sang ayah, sebagai simbol ayah mempelai wanita menerima menantu dengan baik seperti anaknya sendiri.

 

Nanem Jero, ayah pengantin wanita mendudukkan kedua mempelai di pelaminan dan menekan pundak kedua pengantin. Simbol bahwa si ayah memberikan tanggungjawab agar kedua mempelai bisa menjadi orangtua yang baik dan memberikan keturunan yang baik pula.

 

 Baca juga : Rewang

 

Kacar-kucur, simbol pengantin pria memberikan kaya (nafkah) kepada mempelai wanita. Isi dari kaya ini berupa logam, beras kuning, kacang merah, kacang hijau, kacang tanah dan kedelai. Mempelai wanita menerima kucuran ini dengan saputangan dan tidak boleh tercecer, sebagai simbol bahwa istri harus bisa memanfaatkan dan mengelola nafkah yang diberikan suami dengan hemat, cermat dan bijaksana.

 

Klimahan, dulangan. Kedua mempelai saling menyuapi nasi kepal yang dikepal oleh mempelai pria, simbol bahwa mempelai pria sebagai pemimpin, kepala keluarga. Saling menyuapi bermakna keduanya harus saling membantu agar kehidupan mereka bisa berjalan dengan harmonis.

 

Sungkeman. Sungkeman dilakukan kedua mempelai kepada orangtua mempelai wanita dahulu baru kemudian kepada orangtua mempelai laki-laki. Sungkeman sebagai simbol bahwa kedua mempelai meminta doa restu kepada orangtua untuk kebahagiaan kehidupan rumah tangga mereka.

 

 Baca juga : Rahasia awet muda

 

Dalam ajaran Islam, prosesi ijab kabul kemudian disertai walimatul ursy, resepsi, jamuan makan, sebagai ungkapan syukur dan pengumuman bahwa sudah dilaksanakannya sebuah pernikahan dari kedua mempelai agar tidak terjadi fitnah diantara keduanya kelak.

 

10. Ngunduh Mantu/Tilik Besan

Setelah prosesi ijab kabul selesai, prosesi selanjutnya yaitu ngunduh mantu. Prosesi ini biasanya dilaksanakan sore/malam hari setelah prosesi ijab kabul (di hari yang sama) atau sesuai kesepakatan dengan memperhitungkan jarak dan lokasi rumah pengantin pria. Dalam prosesi ini kedua mempelai diantarkan oleh orangtua dan kerabat dari mempelai wanita ke rumah besan (orangtua mempelai pria). Mempelai wanita sungkem kepada orangtua mempelai pria, diikuti oleh mempelai pria sebagai tanda bakti dari menantu. Orangtua mempelai wanita akan ditempatkan di sebelah pelaminan sejajar dengan besan sebagai simbol penghargaan sebagai bagian dari keluarga.

 

11. Sepasaran

Sepasar, berarti 5 hari dalam perhitungan hari Jawa. Lima hari setelah dilaksanakannya pernikahan, dilaksanakan prosesi sepasaran. Prosesi ini sebagai simbol penutupan panitia atas telah terlaksananya acara ewuh mantu. Setelah itu acara tilikan, pasangan pengantin akan tilik, menjenguk, mengunjungi kerabat dekat yang lebih tua, kakek nenek, pak dhe, budhe, paklik, bulik dari pengantin sebagai perkenalan dan penghormatan terhadap kerabat yang lebih tua.  

 

Baca juga : tilik-bayi

 

12. Selapanan

Selapan, 35hari dalam hitungan Jawa. Apabila pasangan pengantin sudah punya rumah yang akan mereka tempati, maka pada hari ke selapan pasangan pengantin baru bisa meninggalkan rumah mertua/orangtua untuk tinggal di rumah mereka sendiri. Orangtua akan memberi bekal berupa perlengkapan dapur sebagai simbol agar pasangan pengantin bisa mandiri dalam mengurus rumah tangga sendiri.

 

Demikian tata cara prosesi pernikahan adat Jawa dengan garis besarnya saja. Untuk lebih mendetail, dukun nikah, orang yang membimbing/membantu jalannya upacara pernikahan, biasanya tahu lebih mendetail tentang seluk beluk dan arti dari setiap langkah dan simbol dari upacara pernikahan tradisional tersebut.

 

Semoga bisa menambah wawasan kita ya…. 

Baca juga : Kembar Mayang

Diambil dari berbagai sumber**

 

==============================================

Cek juga tutorial menghias tumpeng : https://youtu.be/8YAUsn770A8

Baca juga : Buket Wisuda

Baca juga : Buket Uang  

Baca juga : contoh-berbagai-macam-mahar-pernikahan

Baca juga : Contoh seserahan/mahar part 1

 

===========================================

Cek ig saya yang berisi tentang buket dan craft yang lainnya : Gabah Craft & Creative

Youtube Tutorial Craft Syua Mada Craft & Creative

Youtube tentang perjalanan, budaya dan wisata : Syua Mada

Youtube tentang lirik lagu barat : Syua Mada Lirik

 

Monday, August 23, 2021

Keguguran.... Bagaimana Caramu Berdamai dengan “Kehilanganmu”

 



How do you cope your lost

 

Setiap orang mempunyai pengalaman tentang kehilangan sesuatu yang dicintainya. Seperti halnya kisah yang akan saya bagikan ini.

 

Setelah anak pertama saya, Ranka, berumur 3 tahun, kami memutuskan untuk memiliki anak ke dua. Kenapa kami menunggu dia berumur tiga tahun, karena agar saat adiknya nanti lahir, dia akan berumur empat tahun, waktu yang tepat agar saat masa sekolah nanti tidak bersamaan waktu masuk sekolah (jika selisih tiga tahun, maka jika si kakak masuk SMA akan bersamaan waktunya dengan si adik yang masuk SMP, memperhitungkan biaya dobel gitu…). Selain itu juga agar jaraknya tidak terlalu jauh agar mereka bisa bermain bersama.

 

Akhirnya saya hamil anak ke dua. Awalnya normal-normal saja. Saat kehamilan berjalan bulan ke tiga, saya mengalami pendarahan yang terus menerus. Tidak sakit, hanya seperti sedang mendapat datang bulan seperti biasa, tapi berlangsung selama sebulan. Selama itu saya tetap berkegiatan seperti biasa. Sampai akhirnya saya memeriksakan ke bidan dirujuk untuk menjalani USG di klinik, tapi saya tidak ke klinik.

 

Saya dan suami tinggal di Kasongan setelah menikah. Setiap hari minggu saya biasa berkunjung ke rumah ibu di Imogiri. Hari itu, Minggu pagi, sebelum berangkat saya menyempatkan diri mengepel lantai rumah. Selama mengepel, darah banyak menetes di lantai, tapi langsung saya hapus, suami tidak tahu hal itu. Kemudian berangkat bersama suami ke Imogiri seperti biasa, seperti tidak terjadi apa-apa.  

 

Siang hari saya merasa perut mulas-mulas, saya langsung masuk ke kamar mandi, di situlah tiba-tiba segumpal daging keluar, sebesar kedua belah telapak tangan saya. Setelah berunding dengan ibu, akhirnya bakal janin tersebut dimakamkan di sebelah makam kakek. Meskipun tidak jelas wujud bayi dan jenis kelaminnya, bakal janin itu kami beri nama Abimanyu. Selama kakak dan suami di makam, Saya menyikat kamar mandi. Setelah itu kami meneruskan kegiatan seperti biasa seperti tidak ada sesuatu yang serius yang telah terjadi. Hari itu ada seorang teman yang datang dan kami masak-masak bersama.

 

Malam hari kami pulang ke rumah, saat menjelang tidur, barulah aku menangis atas kehilanganku.

 

Dua bulan berselang aku hamil kembali. Kemudian lahir anak ke dua, Yua. Aku hampir tidak pernah memikirkan kehilanganku sebelumnya. Delapan tahun kemudian lahir kembali anakku yang ketiga, Yui.

 

Beberapa bulan setelah Yui lahir, berkata seorang teman suami, kami kenal belum lama, dia punya kelebihan untuk “mengetahui” sesuatu. Dia bilang,”njenengan (anda) punya anak yang sudah meninggal ya….waktu masih di perut. Pada kedatangan berikutnya dia bilang, anak njenengan laki-laki mas.

 

Kedatangan orang itu sebenarnya membawa titik terang bagi kami. Dulu kami memberi nama abimanyu karena keyakinan kami dia laki-laki, walaupun kadang masih ragu-ragu juga. Setelah diberitahu demikian, barulah kami merasa lega, tidak ragu-ragu lagi.

 

Hanya saja, sejak saat itu, aku jadi sering teringat anakku tersebut. Rasanya seperti tersayat-sayat di hati saat mengingatnya. Perih. Seperti ada ruang hampa di hati.  

 

Tapi aku tetap bersyukur atas hadirnya anak-anakku yang lain. Kalaupun anakku yang kedua lahir, mungkin akan lain cerita pada anak-anak yang lain. Aku yakin bahwa diambilnya anak keduaku, akan memberi jalan untuk adik-adiknya yang lain. Dan dengan hadirnya Yua dan Yui, memang seperti itulah ketentuan dari Tuhan. Yua dan Yui memang harus ada, harus terlahir dari rahimku, harus menjadi bagian dariku. Seperti itulah jalan cerita yang harus terjadi. Dengan jalan seperti itulah takdir Tuhan untukku dan anak-anakku.

 

Dengan meyakini hal itu. Hatiku menjadi lapang, ikhlas. Jika ada yang bilang, anaknya perempuan semua, nggak mau nambah laki-laki po… Aku akan bilang, anak laki-laki atau perempuan itu terserah Tuhan, itu murni pemberian Tuhan. Alhamdulillah aku sudah punya anak laki-laki. Sampai sekarang aku tetap menganggap aku memilikinya. Dan memang aku memilikinya. Dan aku bahagia memilikinya. Aku merasa itu adalah anugerah Allah yang akan diberikan lagi padaku pada suatu masa nanti….

 

Dalam setiap doaku, aku selalu menyelipkan doa untuknya.

 

Ya Allah….

Sempurnakanlah Abimanyu

Tempatkanlah dia di surga-Mu

Tempatkanlah dia bersama Nabi Ibrahim dan anak-anak yang lainnya di surga-Mu

Jadikanlah di penerang kurbur kami, orangtua dan saudara-saudaranya

Jadikanlah dia pembuka pintu surga kami

Maafkanlah semua kesalahan-kesalahanku atas dirinya.

Aamiin…

 

Ya Allah….

Aku kirimkan Alfatihah, untuk diriku, suamiku, anak-anakku (4 orang) dan orang tua-orang tua kami (sebut semua nama). Semoga bisa menyejukkan jiwa-jiwa kami ya Allah. Aamiin…

 

Rumah kami banyak orang yang sering datang dan menginap. Dari orang-orang tersebut ada beberapa yang bilang, di kamar atas ada anak kecil, laki-laki, bagus, bersih, baik…. Kami hanya tersenyum… alhamdulillah…

 

 

==============================================

Cek juga tutorial menghias tumpeng : https://youtu.be/8YAUsn770A8

Baca juga : Buket Wisuda

Baca juga : Buket Uang  

Baca juga : contoh-berbagai-macam-mahar-pernikahan

Baca juga : Contoh seserahan/mahar part 1

 

===========================================

Cek ig saya yang berisi tentang buket dan craft yang lainnya : Gabah Craft & Creative

Youtube Tutorial Craft Syua Mada Craft & Creative

Youtube tentang perjalanan, budaya dan wisata : Syua Mada

Youtube tentang lirik lagu barat : Syua Mada Lirik